Sabtu, 29 Desember 2012

KEBAHAGIAN TERAKHIRKU


Kebahagian terakhirku

Kring… kring… kring…
Suara jam weker  itu terlalu besar sehingga membangunkan pemilik kamar yang masih tertidur. Dengan terpaksa pemilik kamar bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan aktivitasnya di hari ini. Hari ini tepat hari Senin. Semua orang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Begitupula dengan Claudia, ia tergesa-gesa memulai harinya. Setelah siap untuk kekampus ia pun berangkat. Hari ini merupakan hari pertama perkuliahan untuk mahasiswa Baru, begitupun dengan Claudia sebagai mahasiswa baru. Ia belum memiliki banyak teman. Tapi yang mau berteman dengannya adalah Tania, Cindy, dan angel.
Semua begitu bersemangat dari mahasiswa sampai dosen-dosen yang mengajar mereka. Semua saling berkenalan satu sama lain, sampai akhirnya Claudia tertarik pada Satu cowok yang berada di kelas sebelah. Ia bernama Radit. Tak ada yang tahu ia menyukai pemuda tersebut, ia menyimpannya dengan rapat. Siang itu begitu terik membuat Claudia begitu haus ia sepakat bersama ke tiga sahabatnya ini untuk pergi ke rumah Tania, sebenarnya bukan miliknya tetapi ia hanya mengontrak karena ayah dan ibunya berada di luar palu, Tania tinggal bersama dengan Cindy, rumah Tania sudah menjadi basecame untuk mereka, karena setiap ada masalah maupun hanya untuk have fun mereka tetap berkumpul di rumah Tania ini.
Siang itu mereka memutuskan untuk berkumpul untuk melepas penat dikediaman Tania. Maka bermulailah percakapan tentang semuanya. Mulai kebiasaan, perasaan, dan cinta. Sehingga membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Dalam persahabatan tak jarang terjadi konflik di dalamnya, karena telah mengenal satu sama lain sehingga masalah tersebut dapat di selesaikan dengan cepat, segalanya dilakukan bersama sebagai seorang sahabat selalu ada yang harus mengalah agar tetap solid.
Dengan segala curhat tiba-tiba mereka membicarakan tentang PMJ(Penerimaan Mahasiswa Baru), berbeda dengan ormik sebagai mahasiswa yang berada dalam suatu jurusan yang menjadi pilihan, diwajibkan untuk mengikuti PMJ, tiba-tiba mereka begitu serius membicarakan ini, mulai dari letihnya, penggodokkan yang terjadi, dll.
***
Sudah 6 bulan lamanya claudya, Cindy, Tania, Angel, bersama-sama, sudah banyak yang mereka lewati, mulai dari ormik, PMJ, LKMTD, dan kegiatan lainnya, kini mereka berada disemester 2, ini belumlah apa-apa selama kuliah masih panjang perjalanan yang harus ditempuh. Selama 6 bulan itulah Claudya memendam rasa kepada Raditya, meskipun ia sudah berpacaran 2 kali, tetapi ia tetap menyimpan perasaan kepada Raditya.
Ternyata Raditya juga memendam rasa kepada Claudya, Kini perasaan Claudya tidak bertepuk sebelah tangan, dengan melakukan pendekatan sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Hingga akhirnya Claudia dan Raditpun jadian, awal dari mereka jadian belum terlalu saling mengenal, lama kelamaan mereka terlihat sangat serasi satu sama lain, sehingga tidak bisa di lepaskan. Hubungan mereka ssekarang sudah mencapai 1 tahun sebulan, mereka mulai mengalami kegoyahan, masalah-masalah mulai muncul, sikap masing-masing mulai terlihat seutuhnya. Akhir-akhir ini Radit terlihat begitu dekat dengan sahabatnya Cindy, yang memang terlihat lebih dari Claudia. Claudia yang mempunyai sifat rendah diri, selalu menjadi orang yang memulai pertengkaran, meskipun begitu ia juga selalu meminta maaf dan mengalah, dikarenakan Ia tak ingin berpisah dengan pujaan hatinya itu.  Hingga akhirnya Radit memutuskan untuk berpisah dengan Claudia dengan alasan agar Claudia tidak merasa rendah diri lagi dan dapat berubah.
“ Cla kita putus ya, aku nggak tahan dengan sifat rendah dirimu. Aku sayang sama kamu, Nda papakan?” kata radit.
“ ia. Nda papa.  Aku tau kok. nda ada yang tahan ama aku. Semoga kamu dapat yang lebih dari aku. Terimah kasih untuk semuanya.” Dengan menahan rasa tangis dan sakit hati yang mendalam.
Sejujurnya dan sebenarnya ia tidak rela untuk putus, perasaannya masih sangat sayang pada radit dan tidak ingin menggantikannya dengan orang lain. Karena keadaan yang membuat mereka putus, karena sikapnya yang membuat mereka putus. Claudya selalu menyalahkan dirinya atas putusnya mereka. Yang membuat ia mau begitu saja diputuskan, ia ternyata mengidap penyakit kanker otak, meskipun baru stadium awal. Baru ingin bilang pada kekasih hatinya tentang penyakitnya ternyata ia telah diputuskan. Ia pun menguatkan hatinya meskipun sangat sangat sakit, orang yang mencintai seseorang bukan harus memilikinya tetapi gimana cara membuatnya bahagia.
Lepas mereka putus Claudia mulai berubah terhadap teman-temannya, ia semakin tertutup dan semakin terlihat kurus. Sebulan mereka putus Claudia terlihat sangat kurus dan lebih banyak diam. Tanpa ada yang tahu Claudia selalu Menangis jika mengingat pemuda yang selalu ada untuknya. Ternyata Radit selalu memperhatikan Claudia, ia sangat merasa bersalah atas perubahan yang terjadi pada Claudia.
Tanpa ada yang tahu ternyata Cindy mempunyai perasaan terhadap Radit dan Cindypun mengatakannya pada Radit. Radit yang beranggapan dengan pacaran dengan Cindy ia dapat dekat lagi dengan Claudia menerima Cindy untuk jadi pacarnya. Hingga akhirnya Claudia mengetahuinya betapa sakit hati yang ia rasakan. Hingga ketika mereka ngumpul-ngumpul di kontrakkan Tania, datanglah Radit karena permintaan Cindy. Claudiapun langsung masuk kekamar tanpa melihat Radit yang berdiri di pintu. Cindy dan Tania mempunyai urusan sehingga meninggalkan Claudia yang berada di kamar dan Radit yang berada di ruang nonton. Hingga Claudia keluar kamar untuk membuang air kecil dan saat akan kembali ia di tahan oleh radit.
Karena mereka yang sama-sama diam, Tanpa basa basi lagi, Claudia mengucapkan selamat pada radit atas jadiannya dengan Sahabatnya.
“ selamat ya, Kalian memang cocok, serasi banget.” Kata Claudia sambil menahan tangis.
“cla. Kamu kok udah kurusan sekarang?” Tanya Radit ingin tahu melihat Claudia yang begitu kurus.
“ masa?, nggak kenapa-napa kok.” Menyela dengan kenyataan.
“aku masuk dulu ya… claudiapun masuk tanpa melihat wajah pemuda yang masih sangat ia cintai itu,
Begitu menyakitkan buat Claudia bertemu dengan Radit dengan status pacar sahabatnya. Claudiapun tak bisa menahan air mata yang menetes. Tiba-tiba kedua sahabatnya datang bersama angel. Ternyata Claudia sudah terlelap tidur. Karena ingin meminjam sesuatu dari Claudya, Angel membuka tas sahabatnya yang sedang tidur itu, yang tanpa izin. Begitulah mereka bisa langsung mengambil tanpa izin satu sama lain.
Ketika membuka tas Claudya, Angel kaget dengan banyaknya obat yang ada di dalamnya. Angel mengeluarkan obat-obat itu dan memperlihatkan kepada sahabat-sahabatnya yang lain serta Radit. Betapa terkejutnya mereka, mereka pun memutuskan untuk mengambil 1 tablet dari setiap obat itu dan menceknya di apotik yang berada disamping rumah Tania. Raditlah yang ditugaskan pergi untuk memastikan obat itu.
Tiba di apotik, radit meminta tolong kepada petugas apotik untuk mencek obat apakah gerangan itu.
“ mba, bisa tolong di cek, ini obat apa ya?” sambil memperlihatkan obat yang dibawahnya.
“ tunggu sebentar ya mas” petugas apotik pun pergi keruang dokter untuk menanyakan obat itu. Tak berapa lama petugas itupun keluar bersama dokter. Dan dokter tersebut menjelaskan kepada radit.
“ obat ini punya ade?” Tanya dokter pada radit.
“ bukan dok, itu punya teman saya, ini obat apa ya dok?” dengan penasaran Radit bertanya pada dokter.
“ ini sih, obat yang biasa dikasih untuk orang yang terkena kanker otak de, obat ini hanya untuk menghilangkan rasa sakit saja” dokter menjelaskan.
“ dok, ini obat untuk stadium berapa?”
“ ini masih stadium awal de…
“ makasih ya dok..”
Raditpun pulang dan membawa obat orang yang dicintainya itu, ketiga sahabat Claudia menunggu radit dengan cemas dan tak sabar mendengar kabar dari radit. Radit berjalan sambil menangis dan menyesali keputusannya untuk memutuskan Claudia. Dengan kondisi keluarga yang ia tahu,dengan kondisi Claudia yang menderita penyakit yang orang tak inginkan.
Saat tiba di rumah Tania, sahabat Claudia begitu terkejut saat radit memberitahu mereka. Mereka menangis bersama mengetahui sahabatnya itu. Tiba-tiba ada suara dari kamar, tandanya Claudia telah bangun mereka cepat-cepat menghapus air mata mreka. Claudia keluar dan memperhatikan sahabatnya yang wajahnya kelabu semua.
“ kalian ngapain?” Claudia belum menyadari
“ kami tidak kenapa-kenapa, Cuma abis menonton film sedih.”
“ oh, aku ikutan juga, tapi abis dari kamar kecil… Claudia berlari menuju kamar kecil, tanpa mengetahui apa-apa.
Saat Claudia pergi kekamar kecil, Tania tidak bisa menahan tangisnya. Claudiapun berlari ketempat sahabatnya berkumpul.
“mana Filmnya? Aku juga ikutan nonton..”
Semua yang ada diruangan itu memperhatikannya dengan air mata yang menetes. Melihat tingkah laku sahabatnya yang aneh, iapun menanyakan.
“kalian ini kenapa? Kenapa memperhatikan aku seperti itu?”
Radit berdiri dan menghampiri Claudia yang berdiri didepan tv .
“kenapa tidak memberitahu aku tentang ini?, kenapa menyembunyikannya?, kenapa seolah-olah kamu kuat? Ini makanya kamu terlihat seperti ini?” banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Radit.
“ tentang apa sih? Aku tidak mengerti maksud kamu… Claudia masih sangat bingung dengan keadaan ini. Angel mengambil tas Claudia dan menumpahkan isinya di atas meja.
“Cla kenapa kamu menyembunyikan semua ini dari kami? Kenapa kamu nda bilang sama kami? Kamu sudah tidak menganggap kami? “ Angel menanyakan pada Claudia sambil menangis dan memperlihatkan obat-obatnya.
“ ini bukan apa-apa. Ini hanya vitamin biasa” Claudia menyimpan kembali obat-obatan itu ditasnya.
“sampai kapan kamu menyembunyikan ini dari kami Cla?” cindy bersuara
“aku tidak menyembunyikan apa-apa dari kalian, ini hanya vitamin ajha kok” Claudia berusaha menyembunyikannya.
“ kami sudah mengeceknya, kami semua udah tau. Jadi tidak perlu menyembunyikan lagi” Tania bersuara Lantang.
Claudia berusaha untuk berdiri, dan merapikan isi tasnya. Tiba-tiba air matanya menetes mendengar sahabat-sahabatnya menangis.
“ sudahlah, kalian tidak perlu menangis. Ini memang obatku, obat ini untuk menghilangkan rasa sakit. Memang benar aku menderita penyakit kanker otak tapi ini masih stadium awal, aku masih bisa bertahan. Jangan menangis lagi..” Claudia berusaha menahan tangisnya.
“ kenapa kau tidak memberitahu kami cla?” sambung Tania
“ untuk apa? Untuk di kasihani?”
“aku memang sengaja tidak memberitahu kalian, aku tidak ingin kalian tahu, aku ingin merasakannya sendiri tanpa harus melibatkan orang lain.”
“ kami bukan sahabatmu lagi?” Cindy berkomentar
“ kalian sahabatku, kalian orang yang aku sayangi, sehingga itu aku tidak ingin kalian tahu, aku hanya ingin melihat kalian bahagia, berbagi keceriaan setiap harinya.”
“ Cla, kenapa kamu nda bilang ma aku?”
“ kan udah aku bilang, aku tidak ingin ada yang sedih, aku ingin kalian bahagia, lagian tidak perlu lagi memperhatikan aku, kita sudah tidak ada apa-apa. Aku merasa bahagia melihat kamu dan Cindy pacaran, kalian sangat serasi, kamu juga bahagia bersamanya, disbanding denganku” Claudia mengeluarkan airmatanya.

Dengan cepat ia menghapus airmatanya, dan mengambil barang-barangnya dan berpamitan kepada semua orang yang berada di ruangan itu.
“ ya udah kalian nda perlu nangis lagi, kalian juga udah tau semuanya, jadi bersikaplah seperti biasa, dan lupakan semuanya. Aku pamit pulang udah sore”

Saat berjalan keluar kepalanya terasa sakit, Claudia pun Pingsan. Sahabat-sahabatnya sangat panic dan segera membawanya kerumah sakit.
Tiba dirumah sakit Claudia langsung dimasukkan keruang ICU untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dari dokter.

Saat menunggu pemeriksaan yang begitu lama ke 3 sahabatnya pamit pulang dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh Claudia, karena orang tua Claudia yang sedang berada di luar kota. Karena sudah larut malam, Radit melarang ketiga sahabatnya untuk datang lagi kerumah sakit, sehingga raditlah yang akan menjaga Claudia di rumah sakit.

Menunggu begitu lama membuat Radit penasaran, ia begitu gelisah menunggu dokter yang memeriksa Claudia keluar. Tak berapa lama Dokterpun Keluar.
“ gimana Dok? “ radit berdiri
“ dia belum sadarkan diri, tetapi kami terus akan memperhatikan kondisinya.”
“ apa saya sudah bisa melihatnya?”
“ untuk sekarang belum bisa, dia akan kami pindahkan ke kamar, silahkan urus administrasinya dulu.”
“ baik dok, Trimakasih”

Radit pun pergi ke resepsionis untuk mengurus administrative, selesai membereskan segala sesuatunya, Radit kembali untuk melihat Claudia yang berada di ruang ICU, melihat orang yang pernah menghiasi hari-harinya itu. Melihat Claudia yang begitu lemah dan tak sadrkan diri, membuatnya begitu sedih dan merasa bersalah,. Sambil menunggu untuk Claudia di bawah ke kamar inap, radit tanpa sengaja membuka-buka Handphone Claudia, dengan penasaran ia melihat-lihat kontak, pesan dan segala sesuatunya. Betapa kagetnya ia ketika melihat nomornya masih disimpan dengan nama “DearQ” nama panggilan mereka berdua, dan pesan yang masih penuh dengan pesan-pesan darinya. Hingga ketika ia membuka Catatan di HP itu yang penuh dengan perasaannya setelah ditinggalkan oleh radit. Salah satunya berisi tentang pesan-pesan yang akan ia tinggalkan.

Begitu tertekan, begitu sedih, sakit yang Claudia rasakan semua tercatat di dalam catatan dalam Hpnya, bagaimana perjuangannya seorang diri menahan sakit, tanpa seorangpun yang tahu, tanpa mengeluh. Ancaman-ancaman yang pernah ia katakana kepada Radit, membuat Radit mengulang lagi kenangan-kenangan mereka, semua ancaman-ancaman itu kini terbukti. Claudia tidak akan mencintai seorang cowok lagi selain Radit, tidak akan bersemangat lagi, tidak akan membuka diri kepada siapapun, semua itu terbukti, Claudia sekarang terlihat sangat kurus, murung, tertutup, dan bahkan lebih suka menyendiri meskipun berada di keramaian sekalipun.

Berada di kamar yang yang sudah dipersiapkan untuknya, Claudia masih juga belum sadar, Radit yang setia menunggunya, terus memperhatikan wajah Claudia, wajah yang selalu ceria saat bersama dengannya, wajah yang penuh senyum yang selalu dilihatnya dulu kini tidak ada lagi, kini wajah itu berubah menjadi suram, wajah yang penuh dengan kesakitan, wajah itu kini tak tampak ceria lagi, melihat wajah itu membuat Radit sadar keputusannya selama ini untuk meninggalkan Claudia agar ia bisa berubah salah, malah sebaliknya membuat gadisnya itu berubah dari yang ia kenal. Dan ia membuat keputusan agar memutuskan Cindy dan kembali kepada Claudia.
Semalaman suntuk ia menjaga Claudia, Radit tertidur pulas di samping Claudia sambil memegang tangan Claudia. Tangan Claudia bergerak membuat Radit kaget dan terbangun, melihat Claudia yang telah sadar, radit langsung memanggil Dokter.
“ cla… Cla… raditt memanggil-mnggil nama Claudia,
Tak berapa lama Dokter datang dan memeriksa keadaan Claudia, dokter mengatakan ia sudah tidak apa-apa dan tetap harus istirahat dan rajin minum obat di jam-jam yang sudah di tentukan.
“ saya sudah bisa pulangkan dok?” Tanya Claudia pada dokter tanpa memperdulikan Radit yang berada disampingnya.
“ Cla, kamu masih harus dirawat, kamu masih harus istirahat dan pengawasan dokter.” Meski tak diperdulikan, Radit masih memperhatikan Claudia.
“ benar kamu masih harus dirawat di sini, kamu masih harus tetap diawasi “ dokter membenarkan Radit.
“ aku sudah mau keluar dok, boleh ya… Claudia membujuk dokter
“ aku janji, aku rajin minum obat, tepat waktu lagi. Boleh ya, lagian aku juga bosan lama-lama disini dok, ya.. ya.. ya..”
Melihat kondisi Claudia yang tidak bisa kecape’an dan sudah dalam kondisi yag stabil, dokter memutuskan untuk memberikan izin agar Claudia pulang.
“ oke, yang penting setiap 3 hari kamu chek up, minum obat tepat waktu, dan jangan kecapean.” Dokter memperingati Claudia.
Radit yang melihat dokter memberikan izin Claudia pulang membuat ia geram. Setelah dokter keluar, ia mencoba berbicara pada Claudia.
“ cla, kamu masih harus dirawat disini, kamu jangan dulu pulang, kamu itu baru sadar Cla.” Radit mencoba untuk memperingati Claudia yang selalu ingin pulang.
“ aku tidak mau, aku ingin keluar dari sini, aku bosan, “ menjawab pertanyaan radit
“ kamu juga kenapa masih disini?, pulang sana, nanti Cindy mencari kamu..”
“ cla, dengarin aku, aku mau kamu sehat cla, jangan dulu keluar, kamu masih harus mendapat pengawasan dokter.”
“ kamukan udah dengerin sendiri kata dokter, aku di izinin keluar, dan ada syarat-syarat yang dikasih”
“ udahlah aku tetap ingin keluar, tidak usah peduli sama aku, kasian Cindy dia yang perlu kamu peduli bukan aku”
“ Cla, aku mohon dengerin aku “
“ kamu pulang saja, aku sudah tidak apa-apa.”
“ cla, dengerin aku “ Radit membentak Claudia.
“ cla aku masih sayang sama kamu, aku ingin kembali sama kamu, aku ingin menemani kamu setiap waktu Cla.”
“ kamu mimpi ya… Claudia tidak menganggap serius perkataan Radit
“ Cla aku serius, aku mau kembali sama kamu.”
“ aku nggak mau, kamu itu pacar sahabat aku, aku tidak mau merusak hubungan kalian, kalian begitu serasi, Cindy sangat menyayangi kamu, sebaiknya kamu membalasnya dit.”
“ trus kamu gimana?”
“ aku harus gimana, kamu layak mendapatkannya, aku tidak kenapa-kenapa”
“ cla, aku udah tau semuanya, kamu tidak perlu menyembunyikannya lagi cla, aku Sayang sama kamu”
“ kamu pacar sahabat aku Dit, tidak seharusnya kamu lakuin ini pada Cindy. Aku memang masih Sayang sama kamu, masih saying Banget tapi aku tidak mungkin kembali sama kamu”
“ aku akan memutuskan cindy, hari ini..”
“ aku tidak igin melihat sahabatku sedih dit, jngan kamu putuskan cindy, dia saying sama kamu, kalian berdua cocok,”
“ aku tidak punya perasaan sama dia cla, dia aku terima hanya karena agar tetap dekat sama kamu, dia pelampiasan cla.
“ kamu jahat dit, apa kurangnya dia, dia begitu sempurna, dia begitu cocok dengan kamu, tidak selayaknya kamu gituin dia dit, di banding aku dia lebih dari segalanya.”
“aku ingin sama kamu cla, “
:Aku yang tidak mau, kamu tidak bahagia dengan aku, aku selalu nyakitin kamu, kamu tidak bahagia dengan aku, dengan Cindy kamu bahagia, kalian cocok, sangat-sangat cocok. Jangan sakitin dia dit, kamu nyakitin dia sama halnya dengan kamu nyakitin aku.:
:Aku dengan dia, tapi aku bisa selalu dengan kamu, setuju?:
Agar ia cepat menyelesaikan perdebatan yang tidak akan ada ujungnya ini, maka ia memutuskan untuk mengatakan ia pada radit.
:ia, : dengan singkat ia menjawab, perdebatan itu pun berakhir.
Menunggu infus dilepaskan, Claudia beristiraat, ia merasa lelah dengan perdebatan itu. Menunggu Claudia bangun, Radit membantu Claudia membereskan kamar itu. Kamar itu begitu nyaman, di desain seperti kamar Claudia sendiri. Kamar itu sepertinya memang di desain untukya sehingga Claudia merasa nyaman di kamar itu.
Selesai membereskan kamar itu, terdengar suara di ketuk, Radit membukakan pintunya, ternyata petugas yang mengantarkan makanan untuk pasien. Raditpun melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul 10.00, dan perutnyapun telah berbunyi.
Radit memutuskan untuk makan setelah Claudia memakan makanannya. Raditpun membangunkan Claudia untuk makan.
: Cla, bangun dulu, udah ada makanan,: radit berusaha untuk membangunkan Claudia yang masih terlelap.
Mendengar suara yang membangunkannya Claudia terbangun, dan langsung tersadar dengan cepat. Melihat radit yang masih menemaninya membuat Claudia berkomentar dengan Sinis.
: Kamu masih di sini? Kamu tidak kuliah?: Tanya Claudia.
:: aku masih mau temenin kamu,::
:: pulang sana, kamu juga harus kuliah, jangan karena aku kuliahmu kacau, pulang sana.;; mengusir Radit.
;; aku masih mau disini, itu ada makanan, makan dulu;; Radit tidak memperdulikan Claudia yang mengusirnya.
Mendengar suara perut radit yang kelaparan, semakin ada alasannya mengusir Radit.
: pulanglah, kamu juga arus mandi dan makan;.
: aku pulang asal kamu makan dan minum obat:
: mmmm…; Claudia hanya menjawab singkat dan tidak memperhatikan Radit.
Radit yang kelaparan langsung pamit dan pulang dengan segera. Dengan pulangnya Radit Claudia memutuskan untuk pulang dan dirawat di rumah tanpa memberitahu siapa-siapa. Tanpa menyentuh makanan dan obat yang sudah disediakan.
Sampai dirumanya, Claudia begitu kelelahan dan langsung menuju kamar tanpa mengatakan sepata katapun. Ia pun segera medapatkan penanganan dokter yang mengikutinya.
Radit yang telah selesai mengerjakan semua urusannya, bergegas kerumah Sakit untuk menjenguk gadisnya bersama pacar dan sahabatnya yang lain. Sampai di rumah sakit dan di kamar Claudia, mereka kaget melihat kamar itu kosong. Tania dan Angel berlarian mencari suster dan dokter yang menjaga Claudia. Sedangkan Cindy dan Radit tetap di kamar itu. Radit yang melihat makanan yang masih rapi dan bertambah tanpa di sentuhpun membuatnya marah.
Cindy yang melihat kelakuan Radit yang sangat memperhatikan Claudia, sangat merasa cemburu. Sehingga mereka bertengkar hebat. Karna tidak mendapatkan informasi kemana Claudia pergi mereka memutuskan untuk pulang dan melanjutkan mencari Claudia keesokan harinya.
Dalam perjalan pulang Radit mengantar semua sahabat-sahabat pacarnya pulang dan terakhir mengantar Cindy pulang, setelah mengantarkan 2 penumpang lainnya, Radit dan Cindy tinggal berdua, tak ada yang memulai untuk melakukan pembicaraan, mobil itu begitu sunyi, sehingga membuat radit utuk menepi di pinggir pantai untuk segera menyelesaikan masalahnya.
Dengan memulai pembicaraan, Radit menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
:: cin, aku minta maaf karena udah emosi pada kamu, aku tidak ingin menyakiti kamu:
;; tapi kamu sudah menyakiti aku dit, aku terlanjur sakit hati;
;karena itu aku minta maaf pada kamu cin, aku tahu aku tidak seharusnya bersikap itu;
; aku mau Tanya dit, kamu sayang atau tidak ma aku sich?;
Radit hanya diam, tanpa menjawab apapun, Cindy pun bertanya kembali.
; kamu masih sayangkan sama Claudia, atau kamu hanya ingin memberikan harapan padanya?;
Radit masih diam, merasa Jengkel Cindy terus memaksa Radit untuk menjawab dengan menjelek-jelekkan Claudia. Merasa jengkel Radit marah dan berkata sejujurnya kepada Cindy.
;aku memang masih sayang sama dia, masing sangat-sangat menyayangi dia, dengan kamu, aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya ingin selalu dekat dengan Claudia, makanya aku menerima kamu, tapi ternyata apa, aku bukan dekat dengan dia, aku malah terjebak dengan hubungan ini. Dia menjadi jauh dari aku, putus dengan dia, aku hanya ingin melihat ia berubah tidak menjadi orang yang rendah diri lagi, tapi sekarang aku malah jauh dan melihat dia yang begitu menyedihkan.
; brarti kamu bukan sayang sama dia tapi kamu hanya kasihan sama dia, kamu kasihan melihat kondisi dia sekarang, kenapa saya yang harus menjadi korban. Kenapa saya yang harus mengorbankan perasaanku;
;apa kamu berkorban perasaan? Kamu egois cin, bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan Claudia? Dia yang lebih berkorban, kamu pacaran dengan mantannya, bagaimana perasaannya kamu pernah memikirkannya? Kamu pernah mengerti dengan dia?;
; kamu sama sekali tidak peduli dengan perasaannya, tapi dia dengan begitu tulus berkorban untuk kamu, aku ingin kembali dengan dia, tapi dia menolak karena kamu sekarang menjadi pacar aku, dia korbankan perasaannya. Silahkan kamu lihat sendiri bagaimana perasaannya, semua dia tulis di catatan di hpnya.; radit memberikan hp Claudia pada Cindy
Melihat dan membaca semua catatan itu, Cindy sadar betapa egoisnya ia, dia tak pernah memikirkan perasaan Claudia yang masih sangat menyanyagi Radit, Cindy pun meminta maaf pada radit
: dit, aku minta maaf, aku saying sama kamu, maaf atas keegoisanku.;
Tanpa menjawab radit menjalankan mobilnya menuju rumah Cindy, sampai diruma Cindy radit membuka pembicaraan dan memutuskan Cindy.
; Cin, kita putus saja, aku masih terlalu saying sama Claudia, dan kamu hanya pelampiasan aku saja, kamu hanya aku anggap teman biasa, dan tak ada perasaan apapun pada kamu.;
;iya, aku juga tidak mau memaksakan perasaan kamu padaku dit, trimakasih untuk semuanya, dan aku minta maaf.; Cindy keluar dari mobil.
Dengan putusnya mereka, Radit berusaha agar tetap dekat dengan Claudia, dia berusaha agar bisa kembali dengan Claudia.
Di tempat lain, Claudia yang masih terkapar di kamarnya dengan badan yang masi sangat lemah, berangsur-angsur pulih dengan selalu meminum obat dan mendapat perawatan 24 jam dari dokter yang menanganinya, sedangkan para sahabatnya mencarinya dan selalu menghubungi rumah Claudia tapi tidak mendapatkan informasi.
***
Seminggu setela menghilangnya Claudia, tiba-tiba ia ke kampus dan mengikuti matakuliah seperti biasa, tetapi masih dengan wajah yang pucat dan tubuh yang semakin kecil. Melihat adanya Claudia teman-temannya bahagia dan juga merasa marah. Selesai matakuliah mereka berbondong-bondong menghampiri Claudia dan memarainya satu persatu.
;cla, kamu dari mana aja, kita nyari-nyari kamu kemana-mana; sambar Tania memarahi Claudia
; baru hp pake ditinggal-tinggal biar kita nggak ngehubungin gitu?: belum sempat menjawab cindy langsung menyambar ikutan memarahi Claudia.
; aku di ruma aja kok, nda mau buat masalah lagi buat kalian,; menjawab dengan singkat
Angel dengan sembunyi-sembunyi menghubungi Radit. Radit dengan cepat datang dan bertemu dengan Claudia
Claudia dan teman-temannya nongkrong di tempat biasa sambil ngobrol dan tertawa-tertawa. Tiba-tiba radit datang dan langsung memeluk Claudia dengan erat. Karena kaget dan merasa rishi karena dilihat Cindy, Claudia buru-buru melepaskan pelukan Radit.
; dit, lepas. Dilihatin Cindy tau, kamu tega banget;
Belum sempat menjawab Cindy langsung menyambung,
;ngak papa Cla, aku ma radit dah putus kok, aku tau kamu masih saying banget sama radit kan?, sekarang kalian berdua bisa bersatu lagi kok.;
; kamu maukan kembali ma aq? Tanya radit.
Semua teman-temannya teriak, agar Claudia mau terima radit kembali lagi. Karena masih sangat saying claudiapun menerima radit kembali. Dengan meneteskan airmata.
; loh. Kok nangis sich?; menyeka air mata Claudia dan memeluknya.
; nangis bahagia tuch; Cindy menyambung sambil tertawa.
Mereka semuanyapun tertawa bahagia. Claudia mengucapkan terimakasih kepada para saabatnya dan kepada radit, mendengar Claudia yang mengucapkan terimakasih membuat Tania, cindy dan angel, merasa terharu merekapun berpelukan.
Kini hari-hari Claudia di penuhi dengan keceriaan lagi, senyumnya selalu terpancarkan dari wajanya. Hari-arinya yang terbatas itu dia lewati dengan keceriaan dan menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya ketika sedang menghabiskan waktu senggang dari seua kegiatannya bersama para sahabat dan kekasinya, Claudia tiba-tiba merasakan sakit yang sangat dikepalanya. Hingga akhirnya Claudiapun pingsan dan harus dirawat lagi dirumah sakit. Sahabat dan Radit begitu panic meliat kondisi Claudia. Claudia merasa sudah tidak bisa bertahan dengan sakit yang ia rasakan, Dokter menangai Claudia di ruang ICU dengan sangat cekatan dan berusaha untuk menyelamatkannya.
Mendapatkan penanganan yang intensif akhirnya Claudia bisa siuman disaat semuanya terlelap tidur. Claudia yang sudah tidak merasa ngantuk menuliskan sesuatu di kertas yang akan ditujukan untuk orang tua, kekasih dan sahabat-sahabatnya. Pagi menjelang memberikan kehangatan untuk para penghuni ruang ICU. Claudia yang belut tertidur membangunkan kekasinya yang setia disampingnya.
;dit, ayo bangun, udah pagi..; menggoyang-goyangkan badan Radit, agar Radit terbangun. Mendapatkan guncangan, Raditpun terbangun dan meliat senyum manis kekasihnya.
; udah baikan, Sayang?; Tanya radit sambil mengelus kepala kekasihnya itu. Claudia menjawab dengan mengangguk dan bertingkah manja kepada Radit.
; aku ke kamar mandi dulu ya.; radit pun pergi untuk mandi dan berganti pakaian. Claudia yang merasa bosan dikamarpun berjalan menuju jendela untuk melihat pemandangan di luar rumah sakit. Radit yang melihat Claudia berdiri di depan jendela itupun memeluknya dari belakang dengan begitu mesra. Claudia yang menikmati pelukan Hangat kekasihnya itupun mengelakan nafas panjang.
; kenapa mengela nafas?; Tanya radit pada Claudia
; aku hanya menikmati pelukan hangat ini, yang sudah lama tak aku rasakan;
; hmmm, kau akan merasakannya selalu saying,; radit memeluk Claudia dengan mesra dan memberikan kehangatan.
: kita pergi jalan-jalan yuk, aku bosan disini; Claudia mengajak radit.
; tapi kamu masih sakit Cla: Radit melarang sambil melihat mata Claudia yang memelas padanya.
Melihat mata Claudia yang sangat ingin keluarpun Ia, mengiyakan dengan syarat adanya izin dari dokter. Mendengar itu Claudia melompat kegirangan, Raditpun mencium kening Claudia dan pergi memanggil Dokter.
Karena sudah merasa sehat ia memaksa dokter untuk mengizinkannya pulang, karena melihat kondisi Claudia yang suda lebi baik dokterpun mengizinkannya untuk pulang. Setela melepaskan infus Claudia melompat dan bergegas untuk pergi jalan-jalan dengan kekasinya itu. Pulang dari rumah sakit mereka berdua pergi jalan-jalan mengabiskan waktu bersama-sama. Dan mengabadikan kebersamaan mereka. Melihat Claudia yang begitu senang dan bersemangat Radit merekam keceriaan itu.
Karena semangat dan megeluarkan waktu yang banyak, membuat Claudia merasa sangat lelah dan akhirnya dia Harus masuk rumah sakit lagi. Dan tak sadarkan diri, dokter yang menanganinya pun berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Claudia, sahabat, orang tua, dan kekasihnya berkumpul semua untuk menemani Claudia dan terus berdoa untuk kesembuhan Claudia.
Ternyata Claudia tidak dapat diselamatkan, ia lebi memilih untuk pergi dan meninggalkan semuanya daripada arus berbagi kesakitan yang ia rasakan kepada orang-orang yang disayanginya. Radit yang sangat terpukulpun selalu memeluk Foto kekasinya itu dengan berlinang aair mata.
Setelah jasad Claudia dikuburkan, radit yang berada dikamar Claudia mendapatkan Diary dan sepucuk surat, Radit menyimpan Foto, handphone, Diary, dan bahkan memori terakhir mereka sebelum Claudia pergi meninggalkannya, dan surat yang di tinggalkan Claudia untuk semuannya.

Tuhan,
Terimakasih atas nikmat hidup yang engkau berikan kepadaku,
Terimakasih untuk semua yang aku miliki sampai hari ini.
Mama da Papa,
Terimaasih suda lairkan aku di dunia ini.
Terimakasi sudah memberikan semua yang aku mau.
Aku mencintai kalian.
Sahabat-Saabatku.
Terimakasih kalian sudah mau menjadi sahabatku.
Terimaksih kalian sudah bersedia menerimaku menjadi salah satu dari kalian
Terimakasih selalu ada disaat aku butuh kalian.
Sayangku, Raditya Prayoga
Terimakasih sudah mau mencintaiku
Terimakasih sudah terima aku apa adanya.
Untuk kalian semua.
Terimakasih untuk kebahagiaan yang kalian berikan
Terimakasih untuk waktu yang kalian berikan untukku.
Aku minta maaf atas sakit ati yang kalian rasakan.
Aku minta maaf atas masalah yang kalian terima karena aku.
Aku ingin duduk disampingnya, dan melihat kalian bahagia dari atas sana, bersama dengannya.
Aku mencintai kalian semua.

KEBAHAGIAN TERAKHIR


KEBAHAGIAN TERAKHIRKU

Kring… kring… kring…
Suara jam weker  itu terlalu besar sehingga membangunkan pemilik kamar yang masih tertidur. Dengan terpaksa pemilik kamar bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan aktivitasnya di hari ini. Hari ini tepat hari Senin. Semua orang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Begitupula dengan Claudia, ia tergesa-gesa memulai harinya. Setelah siap untuk kekampus ia pun berangkat. Hari ini merupakan hari pertama perkuliahan untuk mahasiswa Baru, begitupun dengan Claudia sebagai mahasiswa baru. Ia belum memiliki banyak teman. Tapi yang mau berteman dengannya adalah Tania, Cindy, dan angel.
Semua begitu bersemangat dari mahasiswa sampai dosen-dosen yang mengajar mereka. Semua saling berkenalan satu sama lain, sampai akhirnya Claudia tertarik pada Satu cowok yang berada di kelas sebelah. Ia bernama Radit. Tak ada yang tahu ia menyukai pemuda tersebut, ia menyimpannya dengan rapat. Siang itu begitu terik membuat Claudia begitu haus ia sepakat bersama ke tiga sahabatnya ini untuk pergi ke rumah Tania, sebenarnya bukan miliknya tetapi ia hanya mengontrak karena ayah dan ibunya berada di luar palu, Tania tinggal bersama dengan Cindy, rumah Tania sudah menjadi basecame untuk mereka, karena setiap ada masalah maupun hanya untuk have fun mereka tetap berkumpul di rumah Tania ini.
Siang itu mereka memutuskan untuk berkumpul untuk melepas penat dikediaman Tania. Maka bermulailah percakapan tentang semuanya. Mulai kebiasaan, perasaan, dan cinta. Sehingga membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Dalam persahabatan tak jarang terjadi konflik di dalamnya, karena telah mengenal satu sama lain sehingga masalah tersebut dapat di selesaikan dengan cepat, segalanya dilakukan bersama sebagai seorang sahabat selalu ada yang harus mengalah agar tetap solid.
Dengan segala curhat tiba-tiba mereka membicarakan tentang PMJ(Penerimaan Mahasiswa Baru), berbeda dengan ormik sebagai mahasiswa yang berada dalam suatu jurusan yang menjadi pilihan, diwajibkan untuk mengikuti PMJ, tiba-tiba mereka begitu serius membicarakan ini, mulai dari letihnya, penggodokkan yang terjadi, dll.
***
Sudah 6 bulan lamanya claudya, Cindy, Tania, Angel, bersama-sama, sudah banyak yang mereka lewati, mulai dari ormik, PMJ, LKMTD, dan kegiatan lainnya, kini mereka berada disemester 2, ini belumlah apa-apa selama kuliah masih panjang perjalanan yang harus ditempuh. Selama 6 bulan itulah Claudya memendam rasa kepada Raditya, meskipun ia sudah berpacaran 2 kali, tetapi ia tetap menyimpan perasaan kepada Raditya.
Ternyata Raditya juga memendam rasa kepada Claudya, Kini perasaan Claudya tidak bertepuk sebelah tangan, dengan melakukan pendekatan sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Hingga akhirnya Claudia dan Raditpun jadian, awal dari mereka jadian belum terlalu saling mengenal, lama kelamaan mereka terlihat sangat serasi satu sama lain, sehingga tidak bisa di lepaskan. Hubungan mereka ssekarang sudah mencapai 1 tahun sebulan, mereka mulai mengalami kegoyahan, masalah-masalah mulai muncul, sikap masing-masing mulai terlihat seutuhnya. Akhir-akhir ini Radit terlihat begitu dekat dengan sahabatnya Cindy, yang memang terlihat lebih dari Claudia. Claudia yang mempunyai sifat rendah diri, selalu menjadi orang yang memulai pertengkaran, meskipun begitu ia juga selalu meminta maaf dan mengalah, dikarenakan Ia tak ingin berpisah dengan pujaan hatinya itu.  Hingga akhirnya Radit memutuskan untuk berpisah dengan Claudia dengan alasan agar Claudia tidak merasa rendah diri lagi dan dapat berubah.
“ Cla kita putus ya, aku nggak tahan dengan sifat rendah dirimu. Aku sayang sama kamu, Nda papakan?” kata radit.
“ ia. Nda papa.  Aku tau kok. nda ada yang tahan ama aku. Semoga kamu dapat yang lebih dari aku. Terimah kasih untuk semuanya.” Dengan menahan rasa tangis dan sakit hati yang mendalam.
Sejujurnya dan sebenarnya ia tidak rela untuk putus, perasaannya masih sangat sayang pada radit dan tidak ingin menggantikannya dengan orang lain. Karena keadaan yang membuat mereka putus, karena sikapnya yang membuat mereka putus. Claudya selalu menyalahkan dirinya atas putusnya mereka. Yang membuat ia mau begitu saja diputuskan, ia ternyata mengidap penyakit kanker otak, meskipun baru stadium awal. Baru ingin bilang pada kekasih hatinya tentang penyakitnya ternyata ia telah diputuskan. Ia pun menguatkan hatinya meskipun sangat sangat sakit, orang yang mencintai seseorang bukan harus memilikinya tetapi gimana cara membuatnya bahagia.
Lepas mereka putus Claudia mulai berubah terhadap teman-temannya, ia semakin tertutup dan semakin terlihat kurus. Sebulan mereka putus Claudia terlihat sangat kurus dan lebih banyak diam. Tanpa ada yang tahu Claudia selalu Menangis jika mengingat pemuda yang selalu ada untuknya. Ternyata Radit selalu memperhatikan Claudia, ia sangat merasa bersalah atas perubahan yang terjadi pada Claudia.
Tanpa ada yang tahu ternyata Cindy mempunyai perasaan terhadap Radit dan Cindypun mengatakannya pada Radit. Radit yang beranggapan dengan pacaran dengan Cindy ia dapat dekat lagi dengan Claudia menerima Cindy untuk jadi pacarnya. Hingga akhirnya Claudia mengetahuinya betapa sakit hati yang ia rasakan. Hingga ketika mereka ngumpul-ngumpul di kontrakkan Tania, datanglah Radit karena permintaan Cindy. Claudiapun langsung masuk kekamar tanpa melihat Radit yang berdiri di pintu. Cindy dan Tania mempunyai urusan sehingga meninggalkan Claudia yang berada di kamar dan Radit yang berada di ruang nonton. Hingga Claudia keluar kamar untuk membuang air kecil dan saat akan kembali ia di tahan oleh radit.
Karena mereka yang sama-sama diam, Tanpa basa basi lagi, Claudia mengucapkan selamat pada radit atas jadiannya dengan Sahabatnya.
“ selamat ya, Kalian memang cocok, serasi banget.” Kata Claudia sambil menahan tangis.
“cla. Kamu kok udah kurusan sekarang?” Tanya Radit ingin tahu melihat Claudia yang begitu kurus.
“ masa?, nggak kenapa-napa kok.” Menyela dengan kenyataan.
“aku masuk dulu ya… claudiapun masuk tanpa melihat wajah pemuda yang masih sangat ia cintai itu,
Begitu menyakitkan buat Claudia bertemu dengan Radit dengan status pacar sahabatnya. Claudiapun tak bisa menahan air mata yang menetes. Tiba-tiba kedua sahabatnya datang bersama angel. Ternyata Claudia sudah terlelap tidur. Karena ingin meminjam sesuatu dari Claudya, Angel membuka tas sahabatnya yang sedang tidur itu, yang tanpa izin. Begitulah mereka bisa langsung mengambil tanpa izin satu sama lain.
Ketika membuka tas Claudya, Angel kaget dengan banyaknya obat yang ada di dalamnya. Angel mengeluarkan obat-obat itu dan memperlihatkan kepada sahabat-sahabatnya yang lain serta Radit. Betapa terkejutnya mereka, mereka pun memutuskan untuk mengambil 1 tablet dari setiap obat itu dan menceknya di apotik yang berada disamping rumah Tania. Raditlah yang ditugaskan pergi untuk memastikan obat itu.
Tiba di apotik, radit meminta tolong kepada petugas apotik untuk mencek obat apakah gerangan itu.
“ mba, bisa tolong di cek, ini obat apa ya?” sambil memperlihatkan obat yang dibawahnya.
“ tunggu sebentar ya mas” petugas apotik pun pergi keruang dokter untuk menanyakan obat itu. Tak berapa lama petugas itupun keluar bersama dokter. Dan dokter tersebut menjelaskan kepada radit.
“ obat ini punya ade?” Tanya dokter pada radit.
“ bukan dok, itu punya teman saya, ini obat apa ya dok?” dengan penasaran Radit bertanya pada dokter.
“ ini sih, obat yang biasa dikasih untuk orang yang terkena kanker otak de, obat ini hanya untuk menghilangkan rasa sakit saja” dokter menjelaskan.
“ dok, ini obat untuk stadium berapa?”
“ ini masih stadium awal de…
“ makasih ya dok..”
Raditpun pulang dan membawa obat orang yang dicintainya itu, ketiga sahabat Claudia menunggu radit dengan cemas dan tak sabar mendengar kabar dari radit. Radit berjalan sambil menangis dan menyesali keputusannya untuk memutuskan Claudia. Dengan kondisi keluarga yang ia tahu,dengan kondisi Claudia yang menderita penyakit yang orang tak inginkan.
Saat tiba di rumah Tania, sahabat Claudia begitu terkejut saat radit memberitahu mereka. Mereka menangis bersama mengetahui sahabatnya itu. Tiba-tiba ada suara dari kamar, tandanya Claudia telah bangun mereka cepat-cepat menghapus air mata mreka. Claudia keluar dan memperhatikan sahabatnya yang wajahnya kelabu semua.
“ kalian ngapain?” Claudia belum menyadari
“ kami tidak kenapa-kenapa, Cuma abis menonton film sedih.”
“ oh, aku ikutan juga, tapi abis dari kamar kecil… Claudia berlari menuju kamar kecil, tanpa mengetahui apa-apa.
Saat Claudia pergi kekamar kecil, Tania tidak bisa menahan tangisnya. Claudiapun berlari ketempat sahabatnya berkumpul.
“mana Filmnya? Aku juga ikutan nonton..”
Semua yang ada diruangan itu memperhatikannya dengan air mata yang menetes. Melihat tingkah laku sahabatnya yang aneh, iapun menanyakan.
“kalian ini kenapa? Kenapa memperhatikan aku seperti itu?”
Radit berdiri dan menghampiri Claudia yang berdiri didepan tv .
“kenapa tidak memberitahu aku tentang ini?, kenapa menyembunyikannya?, kenapa seolah-olah kamu kuat? Ini makanya kamu terlihat seperti ini?” banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Radit.
“ tentang apa sih? Aku tidak mengerti maksud kamu… Claudia masih sangat bingung dengan keadaan ini. Angel mengambil tas Claudia dan menumpahkan isinya di atas meja.
“Cla kenapa kamu menyembunyikan semua ini dari kami? Kenapa kamu nda bilang sama kami? Kamu sudah tidak menganggap kami? “ Angel menanyakan pada Claudia sambil menangis dan memperlihatkan obat-obatnya.
“ ini bukan apa-apa. Ini hanya vitamin biasa” Claudia menyimpan kembali obat-obatan itu ditasnya.
“sampai kapan kamu menyembunyikan ini dari kami Cla?” cindy bersuara
“aku tidak menyembunyikan apa-apa dari kalian, ini hanya vitamin ajha kok” Claudia berusaha menyembunyikannya.
“ kami sudah mengeceknya, kami semua udah tau. Jadi tidak perlu menyembunyikan lagi” Tania bersuara Lantang.
Claudia berusaha untuk berdiri, dan merapikan isi tasnya. Tiba-tiba air matanya menetes mendengar sahabat-sahabatnya menangis.
“ sudahlah, kalian tidak perlu menangis. Ini memang obatku, obat ini untuk menghilangkan rasa sakit. Memang benar aku menderita penyakit kanker otak tapi ini masih stadium awal, aku masih bisa bertahan. Jangan menangis lagi..” Claudia berusaha menahan tangisnya.
“ kenapa kau tidak memberitahu kami cla?” sambung Tania
“ untuk apa? Untuk di kasihani?”
“aku memang sengaja tidak memberitahu kalian, aku tidak ingin kalian tahu, aku ingin merasakannya sendiri tanpa harus melibatkan orang lain.”
“ kami bukan sahabatmu lagi?” Cindy berkomentar
“ kalian sahabatku, kalian orang yang aku sayangi, sehingga itu aku tidak ingin kalian tahu, aku hanya ingin melihat kalian bahagia, berbagi keceriaan setiap harinya.”
“ Cla, kenapa kamu nda bilang ma aku?”
“ kan udah aku bilang, aku tidak ingin ada yang sedih, aku ingin kalian bahagia, lagian tidak perlu lagi memperhatikan aku, kita sudah tidak ada apa-apa. Aku merasa bahagia melihat kamu dan Cindy pacaran, kalian sangat serasi, kamu juga bahagia bersamanya, disbanding denganku” Claudia mengeluarkan airmatanya.

Dengan cepat ia menghapus airmatanya, dan mengambil barang-barangnya dan berpamitan kepada semua orang yang berada di ruangan itu.
“ ya udah kalian nda perlu nangis lagi, kalian juga udah tau semuanya, jadi bersikaplah seperti biasa, dan lupakan semuanya. Aku pamit pulang udah sore”

Saat berjalan keluar kepalanya terasa sakit, Claudia pun Pingsan. Sahabat-sahabatnya sangat panic dan segera membawanya kerumah sakit.
Tiba dirumah sakit Claudia langsung dimasukkan keruang ICU untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dari dokter.

Saat menunggu pemeriksaan yang begitu lama ke 3 sahabatnya pamit pulang dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh Claudia, karena orang tua Claudia yang sedang berada di luar kota. Karena sudah larut malam, Radit melarang ketiga sahabatnya untuk datang lagi kerumah sakit, sehingga raditlah yang akan menjaga Claudia di rumah sakit.

Menunggu begitu lama membuat Radit penasaran, ia begitu gelisah menunggu dokter yang memeriksa Claudia keluar. Tak berapa lama Dokterpun Keluar.
“ gimana Dok? “ radit berdiri
“ dia belum sadarkan diri, tetapi kami terus akan memperhatikan kondisinya.”
“ apa saya sudah bisa melihatnya?”
“ untuk sekarang belum bisa, dia akan kami pindahkan ke kamar, silahkan urus administrasinya dulu.”
“ baik dok, Trimakasih”

Radit pun pergi ke resepsionis untuk mengurus administrative, selesai membereskan segala sesuatunya, Radit kembali untuk melihat Claudia yang berada di ruang ICU, melihat orang yang pernah menghiasi hari-harinya itu. Melihat Claudia yang begitu lemah dan tak sadrkan diri, membuatnya begitu sedih dan merasa bersalah,. Sambil menunggu untuk Claudia di bawah ke kamar inap, radit tanpa sengaja membuka-buka Handphone Claudia, dengan penasaran ia melihat-lihat kontak, pesan dan segala sesuatunya. Betapa kagetnya ia ketika melihat nomornya masih disimpan dengan nama “DearQ” nama panggilan mereka berdua, dan pesan yang masih penuh dengan pesan-pesan darinya. Hingga ketika ia membuka Catatan di HP itu yang penuh dengan perasaannya setelah ditinggalkan oleh radit. Salah satunya berisi tentang pesan-pesan yang akan ia tinggalkan.

Begitu tertekan, begitu sedih, sakit yang Claudia rasakan semua tercatat di dalam catatan dalam Hpnya, bagaimana perjuangannya seorang diri menahan sakit, tanpa seorangpun yang tahu, tanpa mengeluh. Ancaman-ancaman yang pernah ia katakana kepada Radit, membuat Radit mengulang lagi kenangan-kenangan mereka, semua ancaman-ancaman itu kini terbukti. Claudia tidak akan mencintai seorang cowok lagi selain Radit, tidak akan bersemangat lagi, tidak akan membuka diri kepada siapapun, semua itu terbukti, Claudia sekarang terlihat sangat kurus, murung, tertutup, dan bahkan lebih suka menyendiri meskipun berada di keramaian sekalipun.

Berada di kamar yang yang sudah dipersiapkan untuknya, Claudia masih juga belum sadar, Radit yang setia menunggunya, terus memperhatikan wajah Claudia, wajah yang selalu ceria saat bersama dengannya, wajah yang penuh senyum yang selalu dilihatnya dulu kini tidak ada lagi, kini wajah itu berubah menjadi suram, wajah yang penuh dengan kesakitan, wajah itu kini tak tampak ceria lagi, melihat wajah itu membuat Radit sadar keputusannya selama ini untuk meninggalkan Claudia agar ia bisa berubah salah, malah sebaliknya membuat gadisnya itu berubah dari yang ia kenal. Dan ia membuat keputusan agar memutuskan Cindy dan kembali kepada Claudia.
Semalaman suntuk ia menjaga Claudia, Radit tertidur pulas di samping Claudia sambil memegang tangan Claudia. Tangan Claudia bergerak membuat Radit kaget dan terbangun, melihat Claudia yang telah sadar, radit langsung memanggil Dokter.
“ cla… Cla… raditt memanggil-mnggil nama Claudia,
Tak berapa lama Dokter datang dan memeriksa keadaan Claudia, dokter mengatakan ia sudah tidak apa-apa dan tetap harus istirahat dan rajin minum obat di jam-jam yang sudah di tentukan.
“ saya sudah bisa pulangkan dok?” Tanya Claudia pada dokter tanpa memperdulikan Radit yang berada disampingnya.
“ Cla, kamu masih harus dirawat, kamu masih harus istirahat dan pengawasan dokter.” Meski tak diperdulikan, Radit masih memperhatikan Claudia.
“ benar kamu masih harus dirawat di sini, kamu masih harus tetap diawasi “ dokter membenarkan Radit.
“ aku sudah mau keluar dok, boleh ya… Claudia membujuk dokter
“ aku janji, aku rajin minum obat, tepat waktu lagi. Boleh ya, lagian aku juga bosan lama-lama disini dok, ya.. ya.. ya..”
Melihat kondisi Claudia yang tidak bisa kecape’an dan sudah dalam kondisi yag stabil, dokter memutuskan untuk memberikan izin agar Claudia pulang.
“ oke, yang penting setiap 3 hari kamu chek up, minum obat tepat waktu, dan jangan kecapean.” Dokter memperingati Claudia.
Radit yang melihat dokter memberikan izin Claudia pulang membuat ia geram. Setelah dokter keluar, ia mencoba berbicara pada Claudia.
“ cla, kamu masih harus dirawat disini, kamu jangan dulu pulang, kamu itu baru sadar Cla.” Radit mencoba untuk memperingati Claudia yang selalu ingin pulang.
“ aku tidak mau, aku ingin keluar dari sini, aku bosan, “ menjawab pertanyaan radit
“ kamu juga kenapa masih disini?, pulang sana, nanti Cindy mencari kamu..”
“ cla, dengarin aku, aku mau kamu sehat cla, jangan dulu keluar, kamu masih harus mendapat pengawasan dokter.”
“ kamukan udah dengerin sendiri kata dokter, aku di izinin keluar, dan ada syarat-syarat yang dikasih”
“ udahlah aku tetap ingin keluar, tidak usah peduli sama aku, kasian Cindy dia yang perlu kamu peduli bukan aku”
“ Cla, aku mohon dengerin aku “
“ kamu pulang saja, aku sudah tidak apa-apa.”
“ cla, dengerin aku “ Radit membentak Claudia.
“ cla aku masih sayang sama kamu, aku ingin kembali sama kamu, aku ingin menemani kamu setiap waktu Cla.”
“ kamu mimpi ya… Claudia tidak menganggap serius perkataan Radit
“ Cla aku serius, aku mau kembali sama kamu.”
“ aku nggak mau, kamu itu pacar sahabat aku, aku tidak mau merusak hubungan kalian, kalian begitu serasi, Cindy sangat menyayangi kamu, sebaiknya kamu membalasnya dit.”
“ trus kamu gimana?”
“ aku harus gimana, kamu layak mendapatkannya, aku tidak kenapa-kenapa”
“ cla, aku udah tau semuanya, kamu tidak perlu menyembunyikannya lagi cla, aku Sayang sama kamu”
“ kamu pacar sahabat aku Dit, tidak seharusnya kamu lakuin ini pada Cindy. Aku memang masih Sayang sama kamu, masih saying Banget tapi aku tidak mungkin kembali sama kamu”
“ aku akan memutuskan cindy, hari ini..”
“ aku tidak igin melihat sahabatku sedih dit, jngan kamu putuskan cindy, dia saying sama kamu, kalian berdua cocok,”
“ aku tidak punya perasaan sama dia cla, dia aku terima hanya karena agar tetap dekat sama kamu, dia pelampiasan cla.
“ kamu jahat dit, apa kurangnya dia, dia begitu sempurna, dia begitu cocok dengan kamu, tidak selayaknya kamu gituin dia dit, di banding aku dia lebih dari segalanya.”
“aku ingin sama kamu cla, “
:Aku yang tidak mau, kamu tidak bahagia dengan aku, aku selalu nyakitin kamu, kamu tidak bahagia dengan aku, dengan Cindy kamu bahagia, kalian cocok, sangat-sangat cocok. Jangan sakitin dia dit, kamu nyakitin dia sama halnya dengan kamu nyakitin aku.:
:Aku dengan dia, tapi aku bisa selalu dengan kamu, setuju?:
Agar ia cepat menyelesaikan perdebatan yang tidak akan ada ujungnya ini, maka ia memutuskan untuk mengatakan ia pada radit.
:ia, : dengan singkat ia menjawab, perdebatan itu pun berakhir.
Menunggu infus dilepaskan, Claudia beristiraat, ia merasa lelah dengan perdebatan itu. Menunggu Claudia bangun, Radit membantu Claudia membereskan kamar itu. Kamar itu begitu nyaman, di desain seperti kamar Claudia sendiri. Kamar itu sepertinya memang di desain untukya sehingga Claudia merasa nyaman di kamar itu.
Selesai membereskan kamar itu, terdengar suara di ketuk, Radit membukakan pintunya, ternyata petugas yang mengantarkan makanan untuk pasien. Raditpun melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul 10.00, dan perutnyapun telah berbunyi.
Radit memutuskan untuk makan setelah Claudia memakan makanannya. Raditpun membangunkan Claudia untuk makan.
: Cla, bangun dulu, udah ada makanan,: radit berusaha untuk membangunkan Claudia yang masih terlelap.
Mendengar suara yang membangunkannya Claudia terbangun, dan langsung tersadar dengan cepat. Melihat radit yang masih menemaninya membuat Claudia berkomentar dengan Sinis.
: Kamu masih di sini? Kamu tidak kuliah?: Tanya Claudia.
:: aku masih mau temenin kamu,::
:: pulang sana, kamu juga harus kuliah, jangan karena aku kuliahmu kacau, pulang sana.;; mengusir Radit.
;; aku masih mau disini, itu ada makanan, makan dulu;; Radit tidak memperdulikan Claudia yang mengusirnya.
Mendengar suara perut radit yang kelaparan, semakin ada alasannya mengusir Radit.
: pulanglah, kamu juga arus mandi dan makan;.
: aku pulang asal kamu makan dan minum obat:
: mmmm…; Claudia hanya menjawab singkat dan tidak memperhatikan Radit.
Radit yang kelaparan langsung pamit dan pulang dengan segera. Dengan pulangnya Radit Claudia memutuskan untuk pulang dan dirawat di rumah tanpa memberitahu siapa-siapa. Tanpa menyentuh makanan dan obat yang sudah disediakan.
Sampai dirumanya, Claudia begitu kelelahan dan langsung menuju kamar tanpa mengatakan sepata katapun. Ia pun segera medapatkan penanganan dokter yang mengikutinya.
Radit yang telah selesai mengerjakan semua urusannya, bergegas kerumah Sakit untuk menjenguk gadisnya bersama pacar dan sahabatnya yang lain. Sampai di rumah sakit dan di kamar Claudia, mereka kaget melihat kamar itu kosong. Tania dan Angel berlarian mencari suster dan dokter yang menjaga Claudia. Sedangkan Cindy dan Radit tetap di kamar itu. Radit yang melihat makanan yang masih rapi dan bertambah tanpa di sentuhpun membuatnya marah.
Cindy yang melihat kelakuan Radit yang sangat memperhatikan Claudia, sangat merasa cemburu. Sehingga mereka bertengkar hebat. Karna tidak mendapatkan informasi kemana Claudia pergi mereka memutuskan untuk pulang dan melanjutkan mencari Claudia keesokan harinya.
Dalam perjalan pulang Radit mengantar semua sahabat-sahabat pacarnya pulang dan terakhir mengantar Cindy pulang, setelah mengantarkan 2 penumpang lainnya, Radit dan Cindy tinggal berdua, tak ada yang memulai untuk melakukan pembicaraan, mobil itu begitu sunyi, sehingga membuat radit utuk menepi di pinggir pantai untuk segera menyelesaikan masalahnya.
Dengan memulai pembicaraan, Radit menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
:: cin, aku minta maaf karena udah emosi pada kamu, aku tidak ingin menyakiti kamu:
;; tapi kamu sudah menyakiti aku dit, aku terlanjur sakit hati;
;karena itu aku minta maaf pada kamu cin, aku tahu aku tidak seharusnya bersikap itu;
; aku mau Tanya dit, kamu sayang atau tidak ma aku sich?;
Radit hanya diam, tanpa menjawab apapun, Cindy pun bertanya kembali.
; kamu masih sayangkan sama Claudia, atau kamu hanya ingin memberikan harapan padanya?;
Radit masih diam, merasa Jengkel Cindy terus memaksa Radit untuk menjawab dengan menjelek-jelekkan Claudia. Merasa jengkel Radit marah dan berkata sejujurnya kepada Cindy.
;aku memang masih sayang sama dia, masing sangat-sangat menyayangi dia, dengan kamu, aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya ingin selalu dekat dengan Claudia, makanya aku menerima kamu, tapi ternyata apa, aku bukan dekat dengan dia, aku malah terjebak dengan hubungan ini. Dia menjadi jauh dari aku, putus dengan dia, aku hanya ingin melihat ia berubah tidak menjadi orang yang rendah diri lagi, tapi sekarang aku malah jauh dan melihat dia yang begitu menyedihkan.
; brarti kamu bukan sayang sama dia tapi kamu hanya kasihan sama dia, kamu kasihan melihat kondisi dia sekarang, kenapa saya yang harus menjadi korban. Kenapa saya yang harus mengorbankan perasaanku;
;apa kamu berkorban perasaan? Kamu egois cin, bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan Claudia? Dia yang lebih berkorban, kamu pacaran dengan mantannya, bagaimana perasaannya kamu pernah memikirkannya? Kamu pernah mengerti dengan dia?;
; kamu sama sekali tidak peduli dengan perasaannya, tapi dia dengan begitu tulus berkorban untuk kamu, aku ingin kembali dengan dia, tapi dia menolak karena kamu sekarang menjadi pacar aku, dia korbankan perasaannya. Silahkan kamu lihat sendiri bagaimana perasaannya, semua dia tulis di catatan di hpnya.; radit memberikan hp Claudia pada Cindy
Melihat dan membaca semua catatan itu, Cindy sadar betapa egoisnya ia, dia tak pernah memikirkan perasaan Claudia yang masih sangat menyanyagi Radit, Cindy pun meminta maaf pada radit
: dit, aku minta maaf, aku saying sama kamu, maaf atas keegoisanku.;
Tanpa menjawab radit menjalankan mobilnya menuju rumah Cindy, sampai diruma Cindy radit membuka pembicaraan dan memutuskan Cindy.
; Cin, kita putus saja, aku masih terlalu saying sama Claudia, dan kamu hanya pelampiasan aku saja, kamu hanya aku anggap teman biasa, dan tak ada perasaan apapun pada kamu.;
;iya, aku juga tidak mau memaksakan perasaan kamu padaku dit, trimakasih untuk semuanya, dan aku minta maaf.; Cindy keluar dari mobil.
Dengan putusnya mereka, Radit berusaha agar tetap dekat dengan Claudia, dia berusaha agar bisa kembali dengan Claudia.
Di tempat lain, Claudia yang masih terkapar di kamarnya dengan badan yang masi sangat lemah, berangsur-angsur pulih dengan selalu meminum obat dan mendapat perawatan 24 jam dari dokter yang menanganinya, sedangkan para sahabatnya mencarinya dan selalu menghubungi rumah Claudia tapi tidak mendapatkan informasi.
***
Seminggu setela menghilangnya Claudia, tiba-tiba ia ke kampus dan mengikuti matakuliah seperti biasa, tetapi masih dengan wajah yang pucat dan tubuh yang semakin kecil. Melihat adanya Claudia teman-temannya bahagia dan juga merasa marah. Selesai matakuliah mereka berbondong-bondong menghampiri Claudia dan memarainya satu persatu.
;cla, kamu dari mana aja, kita nyari-nyari kamu kemana-mana; sambar Tania memarahi Claudia
; baru hp pake ditinggal-tinggal biar kita nggak ngehubungin gitu?: belum sempat menjawab cindy langsung menyambar ikutan memarahi Claudia.
; aku di ruma aja kok, nda mau buat masalah lagi buat kalian,; menjawab dengan singkat
Angel dengan sembunyi-sembunyi menghubungi Radit. Radit dengan cepat datang dan bertemu dengan Claudia
Claudia dan teman-temannya nongkrong di tempat biasa sambil ngobrol dan tertawa-tertawa. Tiba-tiba radit datang dan langsung memeluk Claudia dengan erat. Karena kaget dan merasa rishi karena dilihat Cindy, Claudia buru-buru melepaskan pelukan Radit.
; dit, lepas. Dilihatin Cindy tau, kamu tega banget;
Belum sempat menjawab Cindy langsung menyambung,
;ngak papa Cla, aku ma radit dah putus kok, aku tau kamu masih saying banget sama radit kan?, sekarang kalian berdua bisa bersatu lagi kok.;
; kamu maukan kembali ma aq? Tanya radit.
Semua teman-temannya teriak, agar Claudia mau terima radit kembali lagi. Karena masih sangat saying claudiapun menerima radit kembali. Dengan meneteskan airmata.
; loh. Kok nangis sich?; menyeka air mata Claudia dan memeluknya.
; nangis bahagia tuch; Cindy menyambung sambil tertawa.
Mereka semuanyapun tertawa bahagia. Claudia mengucapkan terimakasih kepada para saabatnya dan kepada radit, mendengar Claudia yang mengucapkan terimakasih membuat Tania, cindy dan angel, merasa terharu merekapun berpelukan.
Kini hari-hari Claudia di penuhi dengan keceriaan lagi, senyumnya selalu terpancarkan dari wajanya. Hari-arinya yang terbatas itu dia lewati dengan keceriaan dan menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya ketika sedang menghabiskan waktu senggang dari seua kegiatannya bersama para sahabat dan kekasinya, Claudia tiba-tiba merasakan sakit yang sangat dikepalanya. Hingga akhirnya Claudiapun pingsan dan harus dirawat lagi dirumah sakit. Sahabat dan Radit begitu panic meliat kondisi Claudia. Claudia merasa sudah tidak bisa bertahan dengan sakit yang ia rasakan, Dokter menangai Claudia di ruang ICU dengan sangat cekatan dan berusaha untuk menyelamatkannya.
Mendapatkan penanganan yang intensif akhirnya Claudia bisa siuman disaat semuanya terlelap tidur. Claudia yang sudah tidak merasa ngantuk menuliskan sesuatu di kertas yang akan ditujukan untuk orang tua, kekasih dan sahabat-sahabatnya. Pagi menjelang memberikan kehangatan untuk para penghuni ruang ICU. Claudia yang belut tertidur membangunkan kekasinya yang setia disampingnya.
;dit, ayo bangun, udah pagi..; menggoyang-goyangkan badan Radit, agar Radit terbangun. Mendapatkan guncangan, Raditpun terbangun dan meliat senyum manis kekasihnya.
; udah baikan, Sayang?; Tanya radit sambil mengelus kepala kekasihnya itu. Claudia menjawab dengan mengangguk dan bertingkah manja kepada Radit.
; aku ke kamar mandi dulu ya.; radit pun pergi untuk mandi dan berganti pakaian. Claudia yang merasa bosan dikamarpun berjalan menuju jendela untuk melihat pemandangan di luar rumah sakit. Radit yang melihat Claudia berdiri di depan jendela itupun memeluknya dari belakang dengan begitu mesra. Claudia yang menikmati pelukan Hangat kekasihnya itupun mengelakan nafas panjang.
; kenapa mengela nafas?; Tanya radit pada Claudia
; aku hanya menikmati pelukan hangat ini, yang sudah lama tak aku rasakan;
; hmmm, kau akan merasakannya selalu saying,; radit memeluk Claudia dengan mesra dan memberikan kehangatan.
: kita pergi jalan-jalan yuk, aku bosan disini; Claudia mengajak radit.
; tapi kamu masih sakit Cla: Radit melarang sambil melihat mata Claudia yang memelas padanya.
Melihat mata Claudia yang sangat ingin keluarpun Ia, mengiyakan dengan syarat adanya izin dari dokter. Mendengar itu Claudia melompat kegirangan, Raditpun mencium kening Claudia dan pergi memanggil Dokter.
Karena sudah merasa sehat ia memaksa dokter untuk mengizinkannya pulang, karena melihat kondisi Claudia yang suda lebi baik dokterpun mengizinkannya untuk pulang. Setela melepaskan infus Claudia melompat dan bergegas untuk pergi jalan-jalan dengan kekasinya itu. Pulang dari rumah sakit mereka berdua pergi jalan-jalan mengabiskan waktu bersama-sama. Dan mengabadikan kebersamaan mereka. Melihat Claudia yang begitu senang dan bersemangat Radit merekam keceriaan itu.
Karena semangat dan megeluarkan waktu yang banyak, membuat Claudia merasa sangat lelah dan akhirnya dia Harus masuk rumah sakit lagi. Dan tak sadarkan diri, dokter yang menanganinya pun berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Claudia, sahabat, orang tua, dan kekasihnya berkumpul semua untuk menemani Claudia dan terus berdoa untuk kesembuhan Claudia.
Ternyata Claudia tidak dapat diselamatkan, ia lebi memilih untuk pergi dan meninggalkan semuanya daripada arus berbagi kesakitan yang ia rasakan kepada orang-orang yang disayanginya. Radit yang sangat terpukulpun selalu memeluk Foto kekasinya itu dengan berlinang aair mata.
Setelah jasad Claudia dikuburkan, radit yang berada dikamar Claudia mendapatkan Diary dan sepucuk surat, Radit menyimpan Foto, handphone, Diary, dan bahkan memori terakhir mereka sebelum Claudia pergi meninggalkannya, dan surat yang di tinggalkan Claudia untuk semuannya.

Tuhan,
Terimakasih atas nikmat hidup yang engkau berikan kepadaku,
Terimakasih untuk semua yang aku miliki sampai hari ini.
Mama da Papa,
Terimaasih suda lairkan aku di dunia ini.
Terimakasi sudah memberikan semua yang aku mau.
Aku mencintai kalian.
Sahabat-Saabatku.
Terimakasih kalian sudah mau menjadi sahabatku.
Terimaksih kalian sudah bersedia menerimaku menjadi salah satu dari kalian
Terimakasih selalu ada disaat aku butuh kalian.
Sayangku, Raditya Prayoga
Terimakasih sudah mau mencintaiku
Terimakasih sudah terima aku apa adanya.
Untuk kalian semua.
Terimakasih untuk kebahagiaan yang kalian berikan
Terimakasih untuk waktu yang kalian berikan untukku.
Aku minta maaf atas sakit ati yang kalian rasakan.
Aku minta maaf atas masalah yang kalian terima karena aku.
Aku ingin duduk disampingnya, dan melihat kalian bahagia dari atas sana, bersama dengannya.
Aku mencintai kalian semua.