Kebahagian
terakhirku
Kring…
kring… kring…
Suara
jam weker itu terlalu besar sehingga
membangunkan pemilik kamar yang masih tertidur. Dengan terpaksa pemilik kamar
bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan aktivitasnya di hari ini. Hari ini
tepat hari Senin. Semua orang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.
Begitupula dengan Claudia, ia tergesa-gesa memulai harinya. Setelah siap untuk
kekampus ia pun berangkat. Hari ini merupakan hari pertama perkuliahan untuk
mahasiswa Baru, begitupun dengan Claudia sebagai mahasiswa baru. Ia belum
memiliki banyak teman. Tapi yang mau berteman dengannya adalah Tania, Cindy,
dan angel.
Semua
begitu bersemangat dari mahasiswa sampai dosen-dosen yang mengajar mereka.
Semua saling berkenalan satu sama lain, sampai akhirnya Claudia tertarik pada
Satu cowok yang berada di kelas sebelah. Ia bernama Radit. Tak ada yang tahu ia
menyukai pemuda tersebut, ia menyimpannya dengan rapat. Siang itu begitu terik
membuat Claudia begitu haus ia sepakat bersama ke tiga sahabatnya ini untuk
pergi ke rumah Tania, sebenarnya bukan miliknya tetapi ia hanya mengontrak
karena ayah dan ibunya berada di luar palu, Tania tinggal bersama dengan Cindy,
rumah Tania sudah menjadi basecame untuk mereka, karena setiap ada masalah maupun
hanya untuk have fun mereka tetap berkumpul di rumah Tania ini.
Siang
itu mereka memutuskan untuk berkumpul untuk melepas penat dikediaman Tania. Maka
bermulailah percakapan tentang semuanya. Mulai kebiasaan, perasaan, dan cinta.
Sehingga membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Dalam persahabatan tak
jarang terjadi konflik di dalamnya, karena telah mengenal satu sama lain
sehingga masalah tersebut dapat di selesaikan dengan cepat, segalanya dilakukan
bersama sebagai seorang sahabat selalu ada yang harus mengalah agar tetap
solid.
Dengan
segala curhat tiba-tiba mereka membicarakan tentang PMJ(Penerimaan Mahasiswa
Baru), berbeda dengan ormik sebagai mahasiswa yang berada dalam suatu jurusan
yang menjadi pilihan, diwajibkan untuk mengikuti PMJ, tiba-tiba mereka begitu
serius membicarakan ini, mulai dari letihnya, penggodokkan yang terjadi, dll.
***
Sudah
6 bulan lamanya claudya, Cindy, Tania, Angel, bersama-sama, sudah banyak yang
mereka lewati, mulai dari ormik, PMJ, LKMTD, dan kegiatan lainnya, kini mereka
berada disemester 2, ini belumlah apa-apa selama kuliah masih panjang
perjalanan yang harus ditempuh. Selama 6 bulan itulah Claudya memendam rasa
kepada Raditya, meskipun ia sudah berpacaran 2 kali, tetapi ia tetap menyimpan
perasaan kepada Raditya.
Ternyata
Raditya juga memendam rasa kepada Claudya, Kini perasaan Claudya tidak bertepuk
sebelah tangan, dengan melakukan pendekatan sedikit demi sedikit, lama-lama
menjadi bukit. Hingga akhirnya Claudia dan Raditpun jadian, awal dari mereka
jadian belum terlalu saling mengenal, lama kelamaan mereka terlihat sangat
serasi satu sama lain, sehingga tidak bisa di lepaskan. Hubungan mereka
ssekarang sudah mencapai 1 tahun sebulan, mereka mulai mengalami kegoyahan,
masalah-masalah mulai muncul, sikap masing-masing mulai terlihat seutuhnya.
Akhir-akhir ini Radit terlihat begitu dekat dengan sahabatnya Cindy, yang
memang terlihat lebih dari Claudia. Claudia yang mempunyai sifat rendah diri,
selalu menjadi orang yang memulai pertengkaran, meskipun begitu ia juga selalu
meminta maaf dan mengalah, dikarenakan Ia tak ingin berpisah dengan pujaan hatinya
itu. Hingga akhirnya Radit memutuskan untuk
berpisah dengan Claudia dengan alasan agar Claudia tidak merasa rendah diri
lagi dan dapat berubah.
“
Cla kita putus ya, aku nggak tahan dengan sifat rendah dirimu. Aku sayang sama
kamu, Nda papakan?” kata radit.
“
ia. Nda papa. Aku tau kok. nda ada yang
tahan ama aku. Semoga kamu dapat yang lebih dari aku. Terimah kasih untuk
semuanya.” Dengan menahan rasa tangis dan sakit hati yang mendalam.
Sejujurnya
dan sebenarnya ia tidak rela untuk putus, perasaannya masih sangat sayang pada
radit dan tidak ingin menggantikannya dengan orang lain. Karena keadaan yang
membuat mereka putus, karena sikapnya yang membuat mereka putus. Claudya selalu
menyalahkan dirinya atas putusnya mereka. Yang membuat ia mau begitu saja
diputuskan, ia ternyata mengidap penyakit kanker otak, meskipun baru stadium
awal. Baru ingin bilang pada kekasih hatinya tentang penyakitnya ternyata ia
telah diputuskan. Ia pun menguatkan hatinya meskipun sangat sangat sakit, orang
yang mencintai seseorang bukan harus memilikinya tetapi gimana cara membuatnya
bahagia.
Lepas
mereka putus Claudia mulai berubah terhadap teman-temannya, ia semakin tertutup
dan semakin terlihat kurus. Sebulan mereka putus Claudia terlihat sangat kurus
dan lebih banyak diam. Tanpa ada yang tahu Claudia selalu Menangis jika
mengingat pemuda yang selalu ada untuknya. Ternyata Radit selalu memperhatikan
Claudia, ia sangat merasa bersalah atas perubahan yang terjadi pada Claudia.
Tanpa
ada yang tahu ternyata Cindy mempunyai perasaan terhadap Radit dan Cindypun
mengatakannya pada Radit. Radit yang beranggapan dengan pacaran dengan Cindy ia
dapat dekat lagi dengan Claudia menerima Cindy untuk jadi pacarnya. Hingga
akhirnya Claudia mengetahuinya betapa sakit hati yang ia rasakan. Hingga ketika
mereka ngumpul-ngumpul di kontrakkan Tania, datanglah Radit karena permintaan
Cindy. Claudiapun langsung masuk kekamar tanpa melihat Radit yang berdiri di pintu.
Cindy dan Tania mempunyai urusan sehingga meninggalkan Claudia yang berada di
kamar dan Radit yang berada di ruang nonton. Hingga Claudia keluar kamar untuk
membuang air kecil dan saat akan kembali ia di tahan oleh radit.
Karena
mereka yang sama-sama diam, Tanpa basa basi lagi, Claudia mengucapkan selamat
pada radit atas jadiannya dengan Sahabatnya.
“
selamat ya, Kalian memang cocok, serasi banget.” Kata Claudia sambil menahan
tangis.
“cla.
Kamu kok udah kurusan sekarang?” Tanya Radit ingin tahu melihat Claudia yang
begitu kurus.
“
masa?, nggak kenapa-napa kok.” Menyela dengan kenyataan.
“aku
masuk dulu ya…” claudiapun masuk tanpa melihat wajah
pemuda yang masih sangat ia cintai itu,
Begitu
menyakitkan buat Claudia bertemu dengan Radit dengan status pacar sahabatnya.
Claudiapun tak bisa menahan air mata yang menetes. Tiba-tiba kedua sahabatnya
datang bersama angel. Ternyata Claudia sudah terlelap tidur. Karena ingin
meminjam sesuatu dari Claudya, Angel membuka tas sahabatnya yang sedang tidur
itu, yang tanpa izin. Begitulah mereka bisa langsung mengambil tanpa izin satu
sama lain.
Ketika
membuka tas Claudya, Angel kaget dengan banyaknya obat yang ada di dalamnya.
Angel mengeluarkan obat-obat itu dan memperlihatkan kepada sahabat-sahabatnya
yang lain serta Radit. Betapa terkejutnya mereka, mereka pun memutuskan untuk
mengambil 1 tablet dari setiap obat itu dan menceknya di apotik yang berada
disamping rumah Tania. Raditlah yang ditugaskan pergi untuk memastikan obat
itu.
Tiba
di apotik, radit meminta tolong kepada petugas apotik untuk mencek obat apakah
gerangan itu.
“
mba, bisa tolong di cek, ini obat apa ya?” sambil memperlihatkan obat yang
dibawahnya.
“
tunggu sebentar ya mas” petugas apotik pun pergi keruang dokter untuk
menanyakan obat itu. Tak berapa lama petugas itupun keluar bersama dokter. Dan
dokter tersebut menjelaskan kepada radit.
“
obat ini punya ade?” Tanya dokter pada radit.
“
bukan dok, itu punya teman saya, ini obat apa ya dok?” dengan penasaran Radit
bertanya pada dokter.
“
ini sih, obat yang biasa dikasih untuk orang yang terkena kanker otak de, obat
ini hanya untuk menghilangkan rasa sakit saja” dokter menjelaskan.
“
dok, ini obat untuk stadium berapa?”
“
ini masih stadium awal de…”
“
makasih ya dok..”
Raditpun
pulang dan membawa obat orang yang dicintainya itu, ketiga sahabat Claudia
menunggu radit dengan cemas dan tak sabar mendengar kabar dari radit. Radit
berjalan sambil menangis dan menyesali keputusannya untuk memutuskan Claudia.
Dengan kondisi keluarga yang ia tahu,dengan kondisi Claudia yang menderita
penyakit yang orang tak inginkan.
Saat
tiba di rumah Tania, sahabat Claudia begitu terkejut saat radit memberitahu
mereka. Mereka menangis bersama mengetahui sahabatnya itu. Tiba-tiba ada suara
dari kamar, tandanya Claudia telah bangun mereka cepat-cepat menghapus air mata
mreka. Claudia keluar dan memperhatikan sahabatnya yang wajahnya kelabu semua.
“
kalian ngapain?” Claudia belum menyadari
“
kami tidak kenapa-kenapa, Cuma abis menonton film sedih.”
“
oh, aku ikutan juga, tapi abis dari kamar kecil…”
Claudia berlari menuju kamar kecil, tanpa mengetahui apa-apa.
Saat
Claudia pergi kekamar kecil, Tania tidak bisa menahan tangisnya. Claudiapun
berlari ketempat sahabatnya berkumpul.
“mana
Filmnya? Aku juga ikutan nonton..”
Semua
yang ada diruangan itu memperhatikannya dengan air mata yang menetes. Melihat
tingkah laku sahabatnya yang aneh, iapun menanyakan.
“kalian
ini kenapa? Kenapa memperhatikan aku seperti itu?”
Radit
berdiri dan menghampiri Claudia yang berdiri didepan tv .
“kenapa
tidak memberitahu aku tentang ini?, kenapa menyembunyikannya?, kenapa
seolah-olah kamu kuat? Ini makanya kamu terlihat seperti ini?” banyak
pertanyaan yang keluar dari mulut Radit.
“
tentang apa sih? Aku tidak mengerti maksud kamu…”
Claudia masih sangat bingung dengan keadaan ini. Angel mengambil tas Claudia
dan menumpahkan isinya di atas meja.
“Cla
kenapa kamu menyembunyikan semua ini dari kami? Kenapa kamu nda bilang sama
kami? Kamu sudah tidak menganggap kami? “ Angel menanyakan pada Claudia sambil menangis
dan memperlihatkan obat-obatnya.
“
ini bukan apa-apa. Ini hanya vitamin biasa” Claudia menyimpan kembali
obat-obatan itu ditasnya.
“sampai
kapan kamu menyembunyikan ini dari kami Cla?” cindy bersuara
“aku
tidak menyembunyikan apa-apa dari kalian, ini hanya vitamin ajha kok” Claudia
berusaha menyembunyikannya.
“
kami sudah mengeceknya, kami semua udah tau. Jadi tidak perlu menyembunyikan
lagi” Tania bersuara Lantang.
Claudia
berusaha untuk berdiri, dan merapikan isi tasnya. Tiba-tiba air matanya menetes
mendengar sahabat-sahabatnya menangis.
“
sudahlah, kalian tidak perlu menangis. Ini memang obatku, obat ini untuk menghilangkan
rasa sakit. Memang benar aku menderita penyakit kanker otak tapi ini masih
stadium awal, aku masih bisa bertahan. Jangan menangis lagi..” Claudia berusaha
menahan tangisnya.
“
kenapa kau tidak memberitahu kami cla?” sambung Tania
“
untuk apa? Untuk di kasihani?”
“aku
memang sengaja tidak memberitahu kalian, aku tidak ingin kalian tahu, aku ingin
merasakannya sendiri tanpa harus melibatkan orang lain.”
“
kami bukan sahabatmu lagi?” Cindy berkomentar
“
kalian sahabatku, kalian orang yang aku sayangi, sehingga itu aku tidak ingin
kalian tahu, aku hanya ingin melihat kalian bahagia, berbagi keceriaan setiap
harinya.”
“
Cla, kenapa kamu nda bilang ma aku?”
“
kan udah aku bilang, aku tidak ingin ada yang sedih, aku ingin kalian bahagia,
lagian tidak perlu lagi memperhatikan aku, kita sudah tidak ada apa-apa. Aku
merasa bahagia melihat kamu dan Cindy pacaran, kalian sangat serasi, kamu juga
bahagia bersamanya, disbanding denganku” Claudia mengeluarkan airmatanya.
Dengan
cepat ia menghapus airmatanya, dan mengambil barang-barangnya dan berpamitan
kepada semua orang yang berada di ruangan itu.
“
ya udah kalian nda perlu nangis lagi, kalian juga udah tau semuanya, jadi
bersikaplah seperti biasa, dan lupakan semuanya. Aku pamit pulang udah sore”
Saat
berjalan keluar kepalanya terasa sakit, Claudia pun Pingsan. Sahabat-sahabatnya
sangat panic dan segera membawanya kerumah sakit.
Tiba
dirumah sakit Claudia langsung dimasukkan keruang ICU untuk mendapatkan
penanganan lebih cepat dari dokter.
Saat
menunggu pemeriksaan yang begitu lama ke 3 sahabatnya pamit pulang dan
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh Claudia, karena orang tua Claudia
yang sedang berada di luar kota. Karena sudah larut malam, Radit melarang
ketiga sahabatnya untuk datang lagi kerumah sakit, sehingga raditlah yang akan
menjaga Claudia di rumah sakit.
Menunggu
begitu lama membuat Radit penasaran, ia begitu gelisah menunggu dokter yang
memeriksa Claudia keluar. Tak berapa lama Dokterpun Keluar.
“
gimana Dok? “ radit berdiri
“
dia belum sadarkan diri, tetapi kami terus akan memperhatikan kondisinya.”
“
apa saya sudah bisa melihatnya?”
“
untuk sekarang belum bisa, dia akan kami pindahkan ke kamar, silahkan urus
administrasinya dulu.”
“
baik dok, Trimakasih”
Radit
pun pergi ke resepsionis untuk mengurus administrative, selesai membereskan
segala sesuatunya, Radit kembali untuk melihat Claudia yang berada di ruang ICU,
melihat orang yang pernah menghiasi hari-harinya itu. Melihat Claudia yang
begitu lemah dan tak sadrkan diri, membuatnya begitu sedih dan merasa bersalah,.
Sambil menunggu untuk Claudia di bawah ke kamar inap, radit tanpa sengaja
membuka-buka Handphone Claudia, dengan penasaran ia melihat-lihat kontak, pesan
dan segala sesuatunya. Betapa kagetnya ia ketika melihat nomornya masih
disimpan dengan nama “DearQ” nama panggilan mereka berdua, dan pesan yang masih
penuh dengan pesan-pesan darinya. Hingga ketika ia membuka Catatan di HP itu
yang penuh dengan perasaannya setelah ditinggalkan oleh radit. Salah satunya
berisi tentang pesan-pesan yang akan ia tinggalkan.
Begitu
tertekan, begitu sedih, sakit yang Claudia rasakan semua tercatat di dalam
catatan dalam Hpnya, bagaimana perjuangannya seorang diri menahan sakit, tanpa
seorangpun yang tahu, tanpa mengeluh. Ancaman-ancaman yang pernah ia katakana
kepada Radit, membuat Radit mengulang lagi kenangan-kenangan mereka, semua
ancaman-ancaman itu kini terbukti. Claudia tidak akan mencintai seorang cowok
lagi selain Radit, tidak akan bersemangat lagi, tidak akan membuka diri kepada
siapapun, semua itu terbukti, Claudia sekarang terlihat sangat kurus, murung,
tertutup, dan bahkan lebih suka menyendiri meskipun berada di keramaian
sekalipun.
Berada
di kamar yang yang sudah dipersiapkan untuknya, Claudia masih juga belum sadar,
Radit yang setia menunggunya, terus memperhatikan wajah Claudia, wajah yang
selalu ceria saat bersama dengannya, wajah yang penuh senyum yang selalu
dilihatnya dulu kini tidak ada lagi, kini wajah itu berubah menjadi suram,
wajah yang penuh dengan kesakitan, wajah itu kini tak tampak ceria lagi,
melihat wajah itu membuat Radit sadar keputusannya selama ini untuk
meninggalkan Claudia agar ia bisa berubah salah, malah sebaliknya membuat
gadisnya itu berubah dari yang ia kenal. Dan ia membuat keputusan agar
memutuskan Cindy dan kembali kepada Claudia.
Semalaman
suntuk ia menjaga Claudia, Radit tertidur pulas di samping Claudia sambil
memegang tangan Claudia. Tangan Claudia bergerak membuat Radit kaget dan
terbangun, melihat Claudia yang telah sadar, radit langsung memanggil Dokter.
“
cla… Cla… “ raditt memanggil-mnggil nama Claudia,
Tak
berapa lama Dokter datang dan memeriksa keadaan Claudia, dokter mengatakan ia
sudah tidak apa-apa dan tetap harus istirahat dan rajin minum obat di jam-jam
yang sudah di tentukan.
“
saya sudah bisa pulangkan dok?” Tanya Claudia pada dokter tanpa memperdulikan
Radit yang berada disampingnya.
“
Cla, kamu masih harus dirawat, kamu masih harus istirahat dan pengawasan
dokter.” Meski tak diperdulikan, Radit masih memperhatikan Claudia.
“
benar kamu masih harus dirawat di sini, kamu masih harus tetap diawasi “ dokter
membenarkan Radit.
“
aku sudah mau keluar dok, boleh ya…”
Claudia membujuk dokter
“
aku janji, aku rajin minum obat, tepat waktu lagi. Boleh ya, lagian aku juga
bosan lama-lama disini dok, ya.. ya.. ya..”
Melihat
kondisi Claudia yang tidak bisa kecape’an dan sudah dalam kondisi yag stabil, dokter
memutuskan untuk memberikan izin agar Claudia pulang.
“
oke, yang penting setiap 3 hari kamu chek up, minum obat tepat waktu, dan
jangan kecapean.” Dokter memperingati Claudia.
Radit
yang melihat dokter memberikan izin Claudia pulang membuat ia geram. Setelah
dokter keluar, ia mencoba berbicara pada Claudia.
“
cla, kamu masih harus dirawat disini, kamu jangan dulu pulang, kamu itu baru
sadar Cla.” Radit mencoba untuk memperingati Claudia yang selalu ingin pulang.
“
aku tidak mau, aku ingin keluar dari sini, aku bosan, “ menjawab pertanyaan
radit
“
kamu juga kenapa masih disini?, pulang sana, nanti Cindy mencari kamu..”
“
cla, dengarin aku, aku mau kamu sehat cla, jangan dulu keluar, kamu masih harus
mendapat pengawasan dokter.”
“
kamukan udah dengerin sendiri kata dokter, aku di izinin keluar, dan ada
syarat-syarat yang dikasih”
“
udahlah aku tetap ingin keluar, tidak usah peduli sama aku, kasian Cindy dia
yang perlu kamu peduli bukan aku”
“
Cla, aku mohon dengerin aku “
“
kamu pulang saja, aku sudah tidak apa-apa.”
“
cla, dengerin aku “ Radit membentak Claudia.
“
cla aku masih sayang sama kamu, aku ingin kembali sama kamu, aku ingin menemani
kamu setiap waktu Cla.”
“
kamu mimpi ya…” Claudia tidak menganggap serius
perkataan Radit
“
Cla aku serius, aku mau kembali sama kamu.”
“
aku nggak mau, kamu itu pacar sahabat aku, aku tidak mau merusak hubungan
kalian, kalian begitu serasi, Cindy sangat menyayangi kamu, sebaiknya kamu
membalasnya dit.”
“
trus kamu gimana?”
“
aku harus gimana, kamu layak mendapatkannya, aku tidak kenapa-kenapa”
“
cla, aku udah tau semuanya, kamu tidak perlu menyembunyikannya lagi cla, aku
Sayang sama kamu”
“
kamu pacar sahabat aku Dit, tidak seharusnya kamu lakuin ini pada Cindy. Aku
memang masih Sayang sama kamu, masih saying Banget tapi aku tidak mungkin
kembali sama kamu”
“
aku akan memutuskan cindy, hari ini..”
“
aku tidak igin melihat sahabatku sedih dit, jngan kamu putuskan cindy, dia
saying sama kamu, kalian berdua cocok,”
“
aku tidak punya perasaan sama dia cla, dia aku terima hanya karena agar tetap
dekat sama kamu, dia pelampiasan cla.
“
kamu jahat dit, apa kurangnya dia, dia begitu sempurna, dia begitu cocok dengan
kamu, tidak selayaknya kamu gituin dia dit, di banding aku dia lebih dari
segalanya.”
“aku
ingin sama kamu cla, “
:Aku
yang tidak mau, kamu tidak bahagia dengan aku, aku selalu nyakitin kamu, kamu
tidak bahagia dengan aku, dengan Cindy kamu bahagia, kalian cocok,
sangat-sangat cocok. Jangan sakitin dia dit, kamu nyakitin dia sama halnya
dengan kamu nyakitin aku.:
:Aku
dengan dia, tapi aku bisa selalu dengan kamu, setuju?:
Agar
ia cepat menyelesaikan perdebatan yang tidak akan ada ujungnya ini, maka ia
memutuskan untuk mengatakan ia pada radit.
:ia,
: dengan singkat ia menjawab, perdebatan itu pun berakhir.
Menunggu
infus dilepaskan, Claudia beristiraat, ia merasa lelah dengan perdebatan itu.
Menunggu Claudia bangun, Radit membantu Claudia membereskan kamar itu. Kamar
itu begitu nyaman, di desain seperti kamar Claudia sendiri. Kamar itu
sepertinya memang di desain untukya sehingga Claudia merasa nyaman di kamar
itu.
Selesai
membereskan kamar itu, terdengar suara di ketuk, Radit membukakan pintunya,
ternyata petugas yang mengantarkan makanan untuk pasien. Raditpun melihat
jamnya yang sudah menunjukkan pukul 10.00, dan perutnyapun telah berbunyi.
Radit
memutuskan untuk makan setelah Claudia memakan makanannya. Raditpun
membangunkan Claudia untuk makan.
:
Cla, bangun dulu, udah ada makanan,: radit berusaha untuk membangunkan Claudia
yang masih terlelap.
Mendengar
suara yang membangunkannya Claudia terbangun, dan langsung tersadar dengan
cepat. Melihat radit yang masih menemaninya membuat Claudia berkomentar dengan
Sinis.
:
Kamu masih di sini? Kamu tidak kuliah?: Tanya Claudia.
::
aku masih mau temenin kamu,::
::
pulang sana, kamu juga harus kuliah, jangan karena aku kuliahmu kacau, pulang
sana.;; mengusir Radit.
;;
aku masih mau disini, itu ada makanan, makan dulu;; Radit tidak memperdulikan
Claudia yang mengusirnya.
Mendengar
suara perut radit yang kelaparan, semakin ada alasannya mengusir Radit.
:
pulanglah, kamu juga arus mandi dan makan;.
:
aku pulang asal kamu makan dan minum obat:
:
mmmm…; Claudia hanya menjawab singkat dan tidak memperhatikan Radit.
Radit
yang kelaparan langsung pamit dan pulang dengan segera. Dengan pulangnya Radit
Claudia memutuskan untuk pulang dan dirawat di rumah tanpa memberitahu
siapa-siapa. Tanpa menyentuh makanan dan obat yang sudah disediakan.
Sampai
dirumanya, Claudia begitu kelelahan dan langsung menuju kamar tanpa mengatakan
sepata katapun. Ia pun segera medapatkan penanganan dokter yang mengikutinya.
Radit
yang telah selesai mengerjakan semua urusannya, bergegas kerumah Sakit untuk
menjenguk gadisnya bersama pacar dan sahabatnya yang lain. Sampai di rumah
sakit dan di kamar Claudia, mereka kaget melihat kamar itu kosong. Tania dan
Angel berlarian mencari suster dan dokter yang menjaga Claudia. Sedangkan Cindy
dan Radit tetap di kamar itu. Radit yang melihat makanan yang masih rapi dan
bertambah tanpa di sentuhpun membuatnya marah.
Cindy
yang melihat kelakuan Radit yang sangat memperhatikan Claudia, sangat merasa
cemburu. Sehingga mereka bertengkar hebat. Karna tidak mendapatkan informasi
kemana Claudia pergi mereka memutuskan untuk pulang dan melanjutkan mencari
Claudia keesokan harinya.
Dalam
perjalan pulang Radit mengantar semua sahabat-sahabat pacarnya pulang dan
terakhir mengantar Cindy pulang, setelah mengantarkan 2 penumpang lainnya,
Radit dan Cindy tinggal berdua, tak ada yang memulai untuk melakukan
pembicaraan, mobil itu begitu sunyi, sehingga membuat radit utuk menepi di
pinggir pantai untuk segera menyelesaikan masalahnya.
Dengan
memulai pembicaraan, Radit menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
::
cin, aku minta maaf karena udah emosi pada kamu, aku tidak ingin menyakiti
kamu:
;;
tapi kamu sudah menyakiti aku dit, aku terlanjur sakit hati;
;karena
itu aku minta maaf pada kamu cin, aku tahu aku tidak seharusnya bersikap itu;
;
aku mau Tanya dit, kamu sayang atau tidak ma aku sich?;
Radit
hanya diam, tanpa menjawab apapun, Cindy pun bertanya kembali.
;
kamu masih sayangkan sama Claudia, atau kamu hanya ingin memberikan harapan
padanya?;
Radit
masih diam, merasa Jengkel Cindy terus memaksa Radit untuk menjawab dengan
menjelek-jelekkan Claudia. Merasa jengkel Radit marah dan berkata sejujurnya
kepada Cindy.
;aku
memang masih sayang sama dia, masing sangat-sangat menyayangi dia, dengan kamu,
aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya ingin selalu dekat dengan Claudia,
makanya aku menerima kamu, tapi ternyata apa, aku bukan dekat dengan dia, aku
malah terjebak dengan hubungan ini. Dia menjadi jauh dari aku, putus dengan
dia, aku hanya ingin melihat ia berubah tidak menjadi orang yang rendah diri
lagi, tapi sekarang aku malah jauh dan melihat dia yang begitu menyedihkan.
;
brarti kamu bukan sayang sama dia tapi kamu hanya kasihan sama dia, kamu
kasihan melihat kondisi dia sekarang, kenapa saya yang harus menjadi korban.
Kenapa saya yang harus mengorbankan perasaanku;
;apa
kamu berkorban perasaan? Kamu egois cin, bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan
Claudia? Dia yang lebih berkorban, kamu pacaran dengan mantannya, bagaimana
perasaannya kamu pernah memikirkannya? Kamu pernah mengerti dengan dia?;
;
kamu sama sekali tidak peduli dengan perasaannya, tapi dia dengan begitu tulus
berkorban untuk kamu, aku ingin kembali dengan dia, tapi dia menolak karena
kamu sekarang menjadi pacar aku, dia korbankan perasaannya. Silahkan kamu lihat
sendiri bagaimana perasaannya, semua dia tulis di catatan di hpnya.; radit
memberikan hp Claudia pada Cindy
Melihat
dan membaca semua catatan itu, Cindy sadar betapa egoisnya ia, dia tak pernah
memikirkan perasaan Claudia yang masih sangat menyanyagi Radit, Cindy pun
meminta maaf pada radit
:
dit, aku minta maaf, aku saying sama kamu, maaf atas keegoisanku.;
Tanpa
menjawab radit menjalankan mobilnya menuju rumah Cindy, sampai diruma Cindy
radit membuka pembicaraan dan memutuskan Cindy.
;
Cin, kita putus saja, aku masih terlalu saying sama Claudia, dan kamu hanya
pelampiasan aku saja, kamu hanya aku anggap teman biasa, dan tak ada perasaan
apapun pada kamu.;
;iya,
aku juga tidak mau memaksakan perasaan kamu padaku dit, trimakasih untuk
semuanya, dan aku minta maaf.; Cindy keluar dari mobil.
Dengan
putusnya mereka, Radit berusaha agar tetap dekat dengan Claudia, dia berusaha
agar bisa kembali dengan Claudia.
Di
tempat lain, Claudia yang masih terkapar di kamarnya dengan badan yang masi
sangat lemah, berangsur-angsur pulih dengan selalu meminum obat dan mendapat
perawatan 24 jam dari dokter yang menanganinya, sedangkan para sahabatnya
mencarinya dan selalu menghubungi rumah Claudia tapi tidak mendapatkan
informasi.
***
Seminggu
setela menghilangnya Claudia, tiba-tiba ia ke kampus dan mengikuti matakuliah
seperti biasa, tetapi masih dengan wajah yang pucat dan tubuh yang semakin
kecil. Melihat adanya Claudia teman-temannya bahagia dan juga merasa marah.
Selesai matakuliah mereka berbondong-bondong menghampiri Claudia dan memarainya
satu persatu.
;cla,
kamu dari mana aja, kita nyari-nyari kamu kemana-mana; sambar Tania memarahi
Claudia
;
baru hp pake ditinggal-tinggal biar kita nggak ngehubungin gitu?: belum sempat
menjawab cindy langsung menyambar ikutan memarahi Claudia.
;
aku di ruma aja kok, nda mau buat masalah lagi buat kalian,; menjawab dengan singkat
Angel
dengan sembunyi-sembunyi menghubungi Radit. Radit dengan cepat datang dan
bertemu dengan Claudia
Claudia
dan teman-temannya nongkrong di tempat biasa sambil ngobrol dan
tertawa-tertawa. Tiba-tiba radit datang dan langsung memeluk Claudia dengan
erat. Karena kaget dan merasa rishi karena dilihat Cindy, Claudia buru-buru
melepaskan pelukan Radit.
;
dit, lepas. Dilihatin Cindy tau, kamu tega banget;
Belum
sempat menjawab Cindy langsung menyambung,
;ngak
papa Cla, aku ma radit dah putus kok, aku tau kamu masih saying banget sama
radit kan?, sekarang kalian berdua bisa bersatu lagi kok.;
;
kamu maukan kembali ma aq? Tanya radit.
Semua
teman-temannya teriak, agar Claudia mau terima radit kembali lagi. Karena masih
sangat saying claudiapun menerima radit kembali. Dengan meneteskan airmata.
;
loh. Kok nangis sich?; menyeka air mata Claudia dan memeluknya.
;
nangis bahagia tuch; Cindy menyambung sambil tertawa.
Mereka
semuanyapun tertawa bahagia. Claudia mengucapkan terimakasih kepada para
saabatnya dan kepada radit, mendengar Claudia yang mengucapkan terimakasih
membuat Tania, cindy dan angel, merasa terharu merekapun berpelukan.
Kini
hari-hari Claudia di penuhi dengan keceriaan lagi, senyumnya selalu
terpancarkan dari wajanya. Hari-arinya yang terbatas itu dia lewati dengan
keceriaan dan menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang sangat ia
sayangi. Hingga akhirnya ketika sedang menghabiskan waktu senggang dari seua
kegiatannya bersama para sahabat dan kekasinya, Claudia tiba-tiba merasakan
sakit yang sangat dikepalanya. Hingga akhirnya Claudiapun pingsan dan harus
dirawat lagi dirumah sakit. Sahabat dan Radit begitu panic meliat kondisi
Claudia. Claudia merasa sudah tidak bisa bertahan dengan sakit yang ia rasakan,
Dokter menangai Claudia di ruang ICU dengan sangat cekatan dan berusaha untuk
menyelamatkannya.
Mendapatkan
penanganan yang intensif akhirnya Claudia bisa siuman disaat semuanya terlelap
tidur. Claudia yang sudah tidak merasa ngantuk menuliskan sesuatu di kertas
yang akan ditujukan untuk orang tua, kekasih dan sahabat-sahabatnya. Pagi
menjelang memberikan kehangatan untuk para penghuni ruang ICU. Claudia yang
belut tertidur membangunkan kekasinya yang setia disampingnya.
;dit,
ayo bangun, udah pagi..; menggoyang-goyangkan badan Radit, agar Radit
terbangun. Mendapatkan guncangan, Raditpun terbangun dan meliat senyum manis
kekasihnya.
;
udah baikan, Sayang?; Tanya radit sambil mengelus kepala kekasihnya itu.
Claudia menjawab dengan mengangguk dan bertingkah manja kepada Radit.
;
aku ke kamar mandi dulu ya.; radit pun pergi untuk mandi dan berganti pakaian. Claudia
yang merasa bosan dikamarpun berjalan menuju jendela untuk melihat pemandangan
di luar rumah sakit. Radit yang melihat Claudia berdiri di depan jendela itupun
memeluknya dari belakang dengan begitu mesra. Claudia yang menikmati pelukan
Hangat kekasihnya itupun mengelakan nafas panjang.
;
kenapa mengela nafas?; Tanya radit pada Claudia
;
aku hanya menikmati pelukan hangat ini, yang sudah lama tak aku rasakan;
;
hmmm, kau akan merasakannya selalu saying,; radit memeluk Claudia dengan mesra
dan memberikan kehangatan.
:
kita pergi jalan-jalan yuk, aku bosan disini; Claudia mengajak radit.
;
tapi kamu masih sakit Cla: Radit melarang sambil melihat mata Claudia yang
memelas padanya.
Melihat
mata Claudia yang sangat ingin keluarpun Ia, mengiyakan dengan syarat adanya
izin dari dokter. Mendengar itu Claudia melompat kegirangan, Raditpun mencium
kening Claudia dan pergi memanggil Dokter.
Karena
sudah merasa sehat ia memaksa dokter untuk mengizinkannya pulang, karena
melihat kondisi Claudia yang suda lebi baik dokterpun mengizinkannya untuk
pulang. Setela melepaskan infus Claudia melompat dan bergegas untuk pergi
jalan-jalan dengan kekasinya itu. Pulang dari rumah sakit mereka berdua pergi
jalan-jalan mengabiskan waktu bersama-sama. Dan mengabadikan kebersamaan
mereka. Melihat Claudia yang begitu senang dan bersemangat Radit merekam
keceriaan itu.
Karena
semangat dan megeluarkan waktu yang banyak, membuat Claudia merasa sangat lelah
dan akhirnya dia Harus masuk rumah sakit lagi. Dan tak sadarkan diri, dokter
yang menanganinya pun berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Claudia,
sahabat, orang tua, dan kekasihnya berkumpul semua untuk menemani Claudia dan
terus berdoa untuk kesembuhan Claudia.
Ternyata
Claudia tidak dapat diselamatkan, ia lebi memilih untuk pergi dan meninggalkan
semuanya daripada arus berbagi kesakitan yang ia rasakan kepada orang-orang
yang disayanginya. Radit yang sangat terpukulpun selalu memeluk Foto kekasinya
itu dengan berlinang aair mata.
Setelah
jasad Claudia dikuburkan, radit yang berada dikamar Claudia mendapatkan Diary
dan sepucuk surat, Radit menyimpan Foto, handphone, Diary, dan bahkan memori
terakhir mereka sebelum Claudia pergi meninggalkannya, dan surat yang di
tinggalkan Claudia untuk semuannya.
Tuhan,
Terimakasih atas nikmat hidup yang
engkau berikan kepadaku,
Terimakasih untuk semua yang aku miliki
sampai hari ini.
Mama da Papa,
Terimaasih suda lairkan aku di dunia
ini.
Terimakasi sudah memberikan semua yang
aku mau.
Aku mencintai kalian.
Sahabat-Saabatku.
Terimakasih kalian sudah mau menjadi
sahabatku.
Terimaksih kalian sudah bersedia
menerimaku menjadi salah satu dari kalian
Terimakasih selalu ada disaat aku butuh
kalian.
Sayangku, Raditya Prayoga
Terimakasih sudah mau mencintaiku
Terimakasih sudah terima aku apa
adanya.
Untuk kalian semua.
Terimakasih untuk kebahagiaan yang
kalian berikan
Terimakasih untuk waktu yang kalian
berikan untukku.
Aku minta maaf atas sakit ati yang
kalian rasakan.
Aku minta maaf atas masalah yang kalian
terima karena aku.
Aku ingin duduk disampingnya, dan
melihat kalian bahagia dari atas sana, bersama dengannya.
Aku mencintai kalian semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar